5 Penyebab Netizen Indonesia Susah Pintar, Ada Konten Edukasi Malah Dihujat

Konten Edukasi
Konten Edukasi Malah Dihujat Netizen Indonesia
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Pernahkah kamu mengalami situasi di mana saat sedang asyik menonton video yang edukatif, yang tujuannya memang baik untuk mengedukasi SDM kita, namun ketika membuka kolom komentar, kamu justru menemukan orang yang menghujat konten tersebut dan menyalahkan isinya tanpa alasan yang jelas?

Padahal, yang menyampaikan edukasi tersebut adalah profesional di bidangnya, yang telah melalui proses pendidikan dan riset yang panjang. Ironisnya, meskipun sudah diberikan ilmu secara gratis, malah dihujat tanpa dasar. Sementara itu, konten receh yang tidak bermanfaat atau penuh drama justru lebih ramai dan mendapatkan perhatian netizen.

Lantas, mengapa ini bisa terjadi? Mungkin kamu juga termasuk orang yang berpotensi melakukan hal ini. Ini adalah topik yang menarik untuk dibahas, dan kamu mungkin juga bisa merasa relate.

Baca Juga:Waspada Penipuan Game Penghasil Uang, Kenali 5 Ciri-Cirinya yang MencurigakanNASA Jelaskan Asteroid 2024 YR4 Berisiko Hantam Bumi, Kekuatan Bisa Lebih dari Bom Atom Hiroshima

Faktanya, seperti yang kita tahu, Indonesia terkenal dengan netizen yang terkadang cenderung barbar, bahkan diakui oleh orang luar. Namun, yang paling miris bukanlah hal tersebut.

Yang lebih menyedihkan adalah konten-konten edukasi yang memiliki niat baik untuk mengedukasi masyarakat, malah menjadi sasaran hujatan. Padahal, sangat disayangkan jika netizen kita seakan alergi terhadap edukasi tersebut. Banyak ilmu gratis yang sangat bermanfaat, namun sayangnya diabaikan oleh banyak netizen.

Penyebab Netizen Indonesia Susah Pintar

Mengapa banyak netizen Indonesia seakan alergi terhadap konten edukasi? Setelah mencari tahu dan membaca beberapa artikel, kami menemukan 5 faktor besar yang mempengaruhi hal ini.

1. Anonimitas

Mengapa ada sebagian masyarakat kita yang berperilaku seperti ini? Sebab pertama adalah efek anonimitas di dunia maya. Jika kita berdebat langsung dengan seseorang, risikonya jauh lebih besar karena ada konsekuensi sosial di situ.

ika kita mengatai seseorang langsung di depannya, kita bisa saja dipukul atau dijauhi. Namun, di internet, kita bisa mengatai siapa saja tanpa rasa takut. Konsekuensinya bisa diminimalisir, karena kita bisa bersembunyi di balik nama anonim atau akun palsu, dan tidak ada yang tahu siapa diri kita sebenarnya.

Ini mirip dengan fenomena yang disebut online disinhibition effect. Efek ini membuat orang lebih berani melakukan hal-hal yang di dunia nyata mungkin tidak akan mereka lakukan.

0 Komentar