SUKABUMI EKSPRES – Pada bulan Ramadan, selain membawa berkah dan menjadi momen untuk menjalin silaturahmi dengan orang-orang terdekat, bulan ini juga menjadi periode di mana bisnis dapat meraup keuntungan berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.
Beberapa bisnis bahkan memperoleh 50% dari total pendapatan tahunannya hanya dalam periode menjelang Ramadan. Hal ini terjadi karena kita tinggal di negara dengan mayoritas penduduk yang merayakan Idulfitri, sehingga pola konsumsi masyarakat meningkat drastis.
Namun, yang menarik adalah mengapa banyak bisnis hanya mencari keuntungan besar saat Ramadan? Ada empat fase dalam bulan Ramadan yang dimanfaatkan oleh setiap bisnis, freelancer, bahkan pekerja profesional untuk memaksimalkan pendapatan mereka. Namun, tahun ini, keempat fase tersebut tampaknya mengalami perubahan akibat situasi global yang sedang berlangsung.
Baca Juga:Mengulas Realme C75x Smartphone Rp2 Jutaan Nan Canggih Pilihan Anak MudaTidak Perlu Buat Konten, Ini Cara Hasilkan Rp10 Juta Per Bulan dari Video Re-Upload di Reels Facebook
Kalian perlu mengetahui data sebenarnya mengenai alasan Ramadan menjadi ladang bisnis di hampir semua industri. Konsumen di Indonesia umumnya meningkatkan pengeluaran mereka hingga 30% lebih tinggi pada bulan Ramadan dibandingkan bulan-bulan biasa, baik untuk kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, perlengkapan rumah tangga, maupun kategori tertentu yang hanya dibeli saat Ramadan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, penjualan ritel mengalami kenaikan sebesar 18,5% menjelang Lebaran. Sektor makanan dan minuman meningkat hingga 22,3%, sementara industri fashion naik 17,3%. Bahkan, beberapa kategori fashion mencatatkan lonjakan lebih dari 100%.
Selain itu, sektor transportasi juga mengalami peningkatan signifikan. Saat Lebaran, banyak orang pulang kampung, sehingga industri transportasi, pariwisata, dan penerbangan mengalami lonjakan permintaan. Pada tahun 2022, data dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat jumlah penumpang kereta meningkat hingga 139%, melebihi ekspektasi. Sementara itu, menurut data Waze, lalu lintas meningkat 35% pada hari raya karena banyak orang yang melakukan perjalanan mudik.
Namun, angka-angka tersebut sebenarnya belum sepenuhnya mencerminkan realitas di lapangan. Banyak individu yang menghabiskan jauh lebih dari 30% dari pengeluaran biasanya selama bulan-bulan perayaan seperti ini, baik untuk membeli produk maupun menggunakan layanan bisnis di berbagai sektor.
4 Fase Ramadan dan Perubahan Pola Konsumsi
Untuk memahami fenomena ini, kita perlu mengenali empat fase Ramadan.