3. Fase Ketiga – Dua Minggu Terakhir Ramadan
Pada dua minggu terakhir Ramadan, fokus utama dalam industri kecantikan bergeser ke perawatan kulit (skincare) dan riasan natural. Di fase ketiga ini, tren yang meningkat adalah perawatan untuk acara di luar rumah, terutama menjelang perayaan Lebaran. Kata kunci yang sering dicari meliputi “perfect Eid look”, serta perawatan seperti nail polish dan hair care.
Bagi pria, tren perawatan diri seperti cukur rambut dan grooming juga mengalami peningkatan hingga 20%, karena banyak yang ingin tampil rapi saat Lebaran. Berbeda dengan fase sebelumnya yang lebih berfokus pada makanan rumahan, pada fase ini tren konsumsi bergeser ke makan di luar.
Minat terhadap restoran, terutama menu buffet dan sahur di luar, meningkat signifikan. Oleh karena itu, banyak bisnis F&B yang menyesuaikan jam operasional mereka agar bisa menarik lebih banyak pelanggan.
Baca Juga:Mengulas Realme C75x Smartphone Rp2 Jutaan Nan Canggih Pilihan Anak MudaTidak Perlu Buat Konten, Ini Cara Hasilkan Rp10 Juta Per Bulan dari Video Re-Upload di Reels Facebook
Selain itu, periode ini juga menjadi puncak peningkatan permintaan untuk hadiah Lebaran. Pasar gift giving melonjak drastis, termasuk untuk produk hampers, fashion, aksesori, dan bahkan produk niche yang bersifat eksklusif. Ditambah lagi, minat masyarakat untuk menjalankan umrah di periode ini meningkat hingga 200%, yang secara langsung berdampak pada lonjakan di sektor logistik, perjalanan, dan pariwisata.
4. Fase Keempat – Post-Ramadan
Banyak yang mengira bahwa setelah Lebaran, pola konsumsi akan kembali normal. Namun, kenyataannya ada tren travel bug di mana orang mulai mencari destinasi liburan. Pencarian terkait hotel, pantai, dan kota wisata meningkat pesat sebelum akhirnya kembali ke kebiasaan sehari-hari.
Fase ini berlangsung lebih singkat dibanding fase lainnya. Dalam dua hingga tiga hari pertama setelah Lebaran, permintaan terhadap peralatan masak melonjak hingga 3000%. Namun, berbeda dengan fase sebelumnya yang berfokus pada kebutuhan pribadi, pembelian di fase ini lebih banyak ditujukan sebagai hadiah. Setelah periode ini berlalu, pola konsumsi perlahan kembali normal.
Sebagian besar bisnis memahami bahwa keempat fase Ramadan dapat mengubah pola pikir konsumen. Dari yang awalnya tidak berniat membeli sesuatu, mereka bisa berubah menjadi merasa harus membeli. Para pelaku bisnis sangat menyadari fakta ini dan memanfaatkan momentum Ramadan untuk meningkatkan peluang serta memaksimalkan penjualan.