SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Isu stunting menjadi bahasan utama dalam kegiatan Forum Perangkat Daerah yang diselenggarakan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi. Pemerintah Kota Sukabumi terus berupaya menekan angka stunting melalui berbagai langkah strategis dari hulu hingga hilir.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menegaskan salah satu upaya utama dalam menekan angka stunting adalah dengan mencegah pernikahan dini serta mengoptimalkan peran kader Posyandu di wilayah.
“Pemerintah Kota Sukabumi saat ini terus fokus menekan angka stunting dari hulu ke hilir. Salah satunya melalui fokus mencegah terjadinya pernikahan dini dan juga melalui kader-kader Posyandu di wilayah,” ujar Bobby, kemarin (25/2).
Baca Juga:Kapolres Sukabumi Kunjungi Kampung Tempat Tinggal Samson, Pastikan Situasi AmanPolisi Selamatkan Buruh Pabrik di Cibadak yang Hendak Melompat ke Sungai
Bobby juga menjelaskan bahwa Posyandu memiliki program bantuan sebesar 500 ribu rupiah per bulan yang diharapkan dapat dikelola dengan baik oleh para kader. “Sehingga diharapkan mampu memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang berkualitas bagi para balita,” tambahnya.
Menurutnya, permasalahan utama yang menjadi akar penyebab stunting adalah kondisi ekonomi dalam rumah tangga. “Anak yang putus sekolah itu, kemungkinan melakukan pernikahan dini sangatlah tinggi,” ujarnya.
Kepala DP2KBP3A Kota Sukabumi, Yadi Mulyadi, menyatakan permasalahan stunting merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh OPD terkait.
“Kami dari DP2KBP3A Kota Sukabumi terus berupaya untuk mencegah dari hulu permasalahannya. Mulai dari pencegahan terhadap pernikahan dini, seperti yang juga sudah diatur oleh negara terkait ambang batas usia pernikahan. Kita terus mensosialisasikan bahwa wanita dikatakan matang untuk menikah di usia 21 tahun, sedangkan laki-laki di usia 25 tahun,” jelas Yadi.
Selain itu, DP2KBP3A juga melakukan sosialisasi kepada calon pengantin yang akan menikah agar mengisi data pada layanan Elektronik Siap Menikah dan Siap Hamil. “Intinya, kami dari DP2KBP3A sifatnya preventif, mencegah dari awal agar angka stunting bisa terus ditekan,” tambahnya. (mg5)