Bahaya Ikut Tren 'KaburAjaDulu' Tanpa Dipikir Matang, Ini Solusi untuk Yang Ingin Kerja di Luar Negeri

Bahaya Tren KaburAjaDulu
Image Illustration: Unsplash
0 Komentar

Namun, apakah mengikuti saran dari hastag #KaburAjaDulu benar-benar menjadi solusi terbaik?

Beberapa orang sering mengatakan bahwa meskipun gaji di luar negeri besar, biaya hidupnya juga tinggi. Pernyataan ini memang benar, tetapi ada perbedaan mendasar. Di luar negeri, meskipun biaya hidup tinggi, gaji yang diterima tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan masih bisa menyisihkan sebagian besar pendapatan untuk tabungan.

Sebagai contoh, beberapa bulan yang lalu saya tinggal di Melbourne, Australia selama kurang lebih satu bulan untuk merasakan pengalaman tinggal di luar negeri. Kami ingin memahami bagaimana kehidupan di sana dalam jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan hanya sekadar berlibur beberapa hari.

Baca Juga:Waspada Aplikasi WPP Segera Scam Modus Skema Ponzi Cari Uang dengan Like VideoMuncul Lagi Aplikasi BWM yang Berkedok Baca Novel Dapat Uang Scam

Di Australia, gaji untuk pekerjaan biasa seperti barista, pelayan restoran, atau penjaga toko berkisar antara 3.000 hingga 4.000 dolar Australia per bulan, dan bisa mencapai 5.000 dolar jika mendapatkan jam kerja tambahan. Sementara itu, pengeluaran bulanan jika tidak sering makan di luar hanya sekitar 2.000 dolar. Dengan demikian, seseorang masih bisa menabung sekitar 1.000 hingga 2.000 dolar per bulan setelah memenuhi semua kebutuhan hidup.

Sebagai perbandingan, di Indonesia, dengan gaji Rp5 juta per bulan, banyak orang masih merasa kesulitan untuk menabung karena biaya hidup yang tinggi.

Namun, meskipun bekerja di luar negeri tampak menggiurkan, ini bukan pilihan yang mudah bagi semua orang. Modal yang dibutuhkan untuk bisa bekerja di luar negeri sangat besar, bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Hanya mereka yang memiliki dukungan finansial dari orang tua atau tabungan yang cukup yang dapat menjalani proses ini dengan lebih mudah.

Beberapa waktu lalu, kami mengadakan survei mengenai tabungan para pekerja muda di Indonesia, dan hasilnya cukup mengejutkan. Mayoritas responden mengaku tidak memiliki tabungan atau bahkan memiliki utang. Sementara itu, sebagian kecil memiliki tabungan lebih dari Rp100 juta. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa bagi mereka yang memiliki tabungan minim, opsi untuk bekerja di luar negeri mungkin hanya sebatas angan-angan.

Selain itu, ada bahaya lain yang perlu diwaspadai. Banyak orang tergiur dengan tawaran pekerjaan di luar negeri dengan gaji tinggi, tetapi tanpa informasi yang jelas mengenai jenis pekerjaan dan lokasi pastinya. Hal ini sering kali menjadi modus penipuan dan perdagangan manusia. Tidak sedikit orang yang akhirnya menjadi korban penyiksaan, disekap, atau terjebak dalam industri ilegal seperti judi online di negara-negara tertentu.

0 Komentar