SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM- – Pemerintah Kota Sukabumi menggelar Forum Konsultasi Publik untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, kemarin (18/3). Acara yang berlangsung di Pusat Kajian Islam ini dibuka Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana serta para aparatur Pemkot Sukabumi dan kepala perangkat daerah.
Berbagai unsur Pentaheliks juga turut berpartisipasi dalam forum ini. Partisipasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk pembangunan daerah.
Laporan panitia yang disampaikan oleh Asep Supriadi menyebutkan bahwa dokumen rancangan RPJMD sudah sangat spesifik. Ia menjelaskan bahwa proses penyusunan ini merupakan kelanjutan dari RPJPD yang telah diselesaikan sebelumnya. “Kuncinya adalah melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mendapatkan masukan yang konstruktif,” ujarnya.
Baca Juga:Bupati Sukabumi Kukuhkan Forum TJSPKBL Kabupaten SukabumiAsep Japar Apresiasi RSU Swasta di Sukabumi Raih WSO Award
Asep menegaskan pentingnya pengertian RPJMD yang harus selesai dalam waktu enam bulan setelah pelantikan, yaitu sekitar Agustus 2025. Forum ini bertujuan untuk meminta masukan dan saran dari berbagai pihak terkait isu-isu aktual dan strategis yang dihadapi Kota Sukabumi. “Kita perlu menyamakan persepsi dan pemahaman tentang visi dan misi yang ingin dicapai,” tambahnya.
Proses penyusunan RPJMD ini juga akan melibatkan konsultasi dengan DPRD dan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Asep menjelaskan bahwa tahapan yang dilalui akan beririsan dengan rencana strategis kepala daerah, sehingga diharapkan hasilnya dapat mencerminkan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menekankan pentingnya visi menuju Kota Sukabumi Bercahaya. Ia mengungkapkan bahwa struktur pemerintahan yang ada sudah sangat matang dan siap untuk melaksanakan pembangunan yang lebih baik.
“Saya minta persetujuan publik di Kota Sukabumi, secara struktural ini sangat bagus. Kita harus bekerja secara strategis, bukan hanya teknis,” ujarnya.
Ayep juga mengingatkan bahwa anggaran hibah yang tidak sehat harus dikontrol dengan baik. “Saya ingin Kota Sukabumi menjadi kota yang produktif dan mandiri. Untuk tahun 2025, karena ada perintah langsung dari gubernur, maka hibah akan terkena efisiensi. Uang tersebut akan saya alihkan kepada kebersihan kota,” jelasnya.