Jika pada awal kemunculannya ESEMKA mampu memproduksi mobil dengan tingkat kandungan lokal lebih dari 60%—yang berarti mobil tersebut telah berstatus sebagai mobil berlisensi—pada IMS 2024 ESEMKA justru benar-benar hanya melakukan rebadge dari mobil asal Tiongkok.
Apakah strategi rebadge ini langkah yang baik? Tentu saja tidak terlalu baik, apalagi jika melihat desain mobilnya yang cukup aneh. Mobil tersebut tidak jelas segmentasinya—ingin disebut mobil keluarga, tetapi tampak seperti mobil travel; ingin disebut mobil travel, namun berbasis listrik dan memiliki fitur-fitur yang tidak lazim untuk segmen tersebut.
Meski demikian, booth ESEMKA saat itu cukup ramai dikunjungi. Menariknya, para pengunjung bukan datang untuk membeli mobil, melainkan hanya penasaran dan ingin melihat langsung merek ESEMKA yang selama ini dianggap hanya sebagai mitos. Ternyata ESEMKA memang benar-benar ada.
Baca Juga:Sejarah Dwifungsi ABRI Sebagai Cikal Bakal RUU TNI yang Hancurkan Demokrasi3 Teori Alam Semesta dan Kehidupan di Luar Planet Bumi
Hal menarik lainnya, dalam ajang IMS tersebut ESEMKA berhasil menjual puluhan unit mobil. Meski angka ini tergolong rendah, bagi ESEMKA ini tetap bisa dianggap pencapaian yang cukup baik. Lalu, siapa sebenarnya yang membeli mobil ESEMKA di IMS? Pertanyaan ini muncul karena, jika mobil-mobil tersebut benar-benar digunakan di wilayah Jabodetabek, seharusnya mudah terlihat dan bahkan bisa saja menjadi viral. Namun, karena hanya terjual dalam jumlah puluhan unit, tentu keberadaannya di jalan raya akan sulit terdeteksi.
Meskipun demikian, secara umum, mobil dengan desain yang nyentrik dan tidak lazim biasanya mudah dikenali di mana pun berada. Apalagi ESEMKA, yang keunikannya bukan hanya dari desain, tetapi juga dari kisah panjangnya yang penuh kontroversi. ESEMKA dikenal karena sering “timbul dan tenggelam” dalam pemberitaan, membuat mobil ini selalu menarik perhatian.
Satu hal yang patut dicermati adalah bagaimana ESEMKA bisa bertahan hingga saat ini, terlepas dari rendahnya angka penjualan. Berdasarkan rumor yang beredar, salah satu alasan utama ESEMKA tetap bertahan adalah adanya suntikan dana dari pihak luar, baik dari pemerintah, investor swasta, atau sumber lain yang tidak diketahui publik. Disebutkan pula bahwa sumber pendanaan ini tidak bergantung pada penjualan mobil, sehingga bagaimana pun performa penjualannya, ESEMKA tetap mampu bertahan dan tidak bangkrut.