Oleh karena itu, anggapan bahwa pendidikan adalah penipuan justru dapat menghambat potensi dan peluang kita. Alih-alih menolak pendidikan, sebaiknya kita memanfaatkan setiap kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan di era digital ini.
Sebagai referensi tambahan, buku Atomic Habits karya James Clear menjelaskan bagaimana kebiasaan kecil dalam belajar dan pelatihan dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang.
2. Pola Pikir Instan
Kesalahan berpikir kedua yang sering muncul adalah pola pikir instan. Gen Z, yang tumbuh di era digital dengan segala kemudahan, cenderung menginginkan hasil secara cepat dan instan. Kita terbiasa dengan segala sesuatu yang serba efisien—mulai dari pesan instan, belanja online, hingga hiburan digital. Hal ini membuat banyak dari kita cepat merasa bosan dan kurang sabar dalam menghadapi tantangan jangka panjang.
Baca Juga:Sejarah Dwifungsi ABRI Sebagai Cikal Bakal RUU TNI yang Hancurkan Demokrasi3 Teori Alam Semesta dan Kehidupan di Luar Planet Bumi
Padahal, dalam dunia kerja dan pengembangan diri, tidak ada sesuatu pun yang instan. Seorang manajer di sebuah perusahaan bahkan mengungkapkan bahwa 74% pimpinan merasa Generasi Z sulit diajak bekerja sama karena cenderung ingin segera mendapatkan hasil. Akibatnya, mereka mudah merasa puas dan cepat menyerah saat menghadapi kesulitan.
Untuk mengubah pola pikir ini, kita perlu belajar menghargai proses. Buku Deep Work karya Cal Newport menekankan pentingnya fokus dan ketekunan dalam menghasilkan karya berkualitas tinggi. Dengan memahami bahwa hasil yang berharga memerlukan waktu dan usaha, kita dapat membangun mentalitas yang lebih kuat dan tahan terhadap tekanan hidup.
3. Ilusi “Passion”
Kesalahan berpikir ketiga adalah kepercayaan yang berlebihan terhadap “passion”. Banyak dari kita percaya bahwa mengejar passion adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan. Misalnya, ada yang bercita-cita memiliki merek fesyen sendiri atau bekerja di bidang yang sepenuhnya sesuai dengan minat pribadi, tanpa harus melalui pekerjaan biasa.
Ide ini memang terdengar menarik, karena bekerja dengan passion seolah menjanjikan kebahagiaan dan kesuksesan tanpa perlu kerja keras. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Mengandalkan passion semata, tanpa bekal modal, keterampilan, dan strategi yang matang, justru bisa menjadi bumerang.