Keunggulan lainnya adalah ekosistem Symbian yang terbuka bagi pengembang pihak ketiga. Symbian menyediakan platform yang memungkinkan developer menciptakan aplikasi yang bisa dijalankan di berbagai perangkat berbasis Symbian.
Ditambah lagi, adanya fitur-fitur menarik seperti browsing internet menggunakan Opera Mini, aplikasi chatting WhatsApp versi awal, serta game-game populer yang ikonik seperti Bounce, Snakes, dan Asphalt, menjadikan Symbian memiliki daya tarik tersendiri di kalangan pengguna.
Puncak kejayaan Symbian terjadi antara tahun 2006 hingga 2008, di mana Symbian menguasai lebih dari 60% pasar smartphone dunia. Bahkan, pada tahun 2008, hampir 67% dari seluruh smartphone yang terjual di dunia menggunakan Symbian OS. Mulai dari pelajar hingga pebisnis, dari Eropa sampai Asia, ponsel berbasis Symbian bisa ditemukan di mana-mana.
Baca Juga:Sejarah Dwifungsi ABRI Sebagai Cikal Bakal RUU TNI yang Hancurkan Demokrasi3 Teori Alam Semesta dan Kehidupan di Luar Planet Bumi
Namun, meskipun terlihat begitu mendominasi, tanda-tanda awal kehancuran Symbian sebenarnya sudah mulai tampak. Kelemahan terbesar Symbian adalah arsitekturnya yang kompleks dan sulit untuk dikembangkan jika dibandingkan dengan sistem operasi baru yang mulai bermunculan. Apple dan Google mulai merancang sistem operasi yang lebih sederhana dan ramah bagi pengembang aplikasi, sementara Symbian masih bergantung pada pendekatan lama.
Inovasi dalam pengalaman pengguna (user experience) juga mulai tertinggal. Meskipun Nokia 5800 XpressMusic sudah memperkenalkan teknologi layar sentuh, tampilan antarmuka (UI) Symbian belum optimal untuk perangkat berbasis sentuhan, karena sejak awal memang dirancang untuk ponsel dengan keypad fisik.
Keterbatasan ini secara perlahan membuat Symbian kehilangan daya tarik di mata pengembang aplikasi. Sayangnya, banyak orang, termasuk Nokia, masih beranggapan bahwa Symbian tidak akan tergantikan oleh sistem operasi baru. Nokia terlalu percaya diri dan tidak merasa posisinya terancam.
Padahal, jika saat itu Nokia mau lebih terbuka terhadap inovasi dan menyambut platform baru, mungkin mereka masih bisa mendominasi hingga saat ini, dan tidak ikut tenggelam bersama Symbian.
Kehancuran Symbian
Coba bayangkan kalian adalah seorang developer aplikasi di era 2000-an dan ingin membuat sebuah aplikasi untuk ponsel Nokia. Saat baru ingin mulai menulis kode, kalian langsung teringat bahwa Symbian tidak seperti sistem operasi lain. Symbian memang dibangun menggunakan bahasa pemrograman C++, tapi dengan cara yang sangat unik dan rumit, jauh berbeda dari standar industri pada waktu itu.