Tidak Semua Orang Harus Ikut KaburAjaDulu, Kenali Sisi Gelap Kerja di Luar Negri

Sisi Gelap Kerja di Luar Negri
Ilustrasi: Unsplash
0 Komentar

2. Perkiraan Gaji

Gaji besar memang tampak menggiurkan, tetapi setelah dipotong pajak dan biaya hidup, belum tentu pekerja migran dapat menabung dalam jumlah yang besar. Tetap diperlukan pengelolaan keuangan yang bijak.

Di beberapa negara seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Australia, dan Jerman, pekerja masih bisa menabung asalkan tidak menjalani gaya hidup mewah. Hal ini disebabkan oleh Gini ratio yang cukup rendah, sehingga kesenjangan antara pekerja kasar dan pekerja kantoran tidak terlalu besar. Dengan kata lain, pekerja dengan berbagai profesi masih memiliki peluang untuk menabung.

Namun, kenyamanan hidup di luar negeri kini semakin menurun akibat meningkatnya sentimen negatif terhadap imigran, terutama terhadap komunitas Muslim. Mengapa Muslim secara khusus disebutkan? Karena sekitar 90% penduduk Indonesia beragama Islam. Oleh karena itu, pekerja migran asal Indonesia harus siap menghadapi kemungkinan diskriminasi, seperti tindakan pembakaran Al-Qur’an atau perlakuan tidak adil berdasarkan pakaian dan keyakinan mereka.

Baca Juga:Kupas Tuntas Rahasia Algoritma YouTube Agar Video Cepat TrendingAplikasi TOS Berkedok Toko Online Diduga Beskema Ponzi Investasi Bodong

3. Rasisme

Diskriminasi terhadap Muslim di Eropa terus meningkat. Data menunjukkan bahwa 47% Muslim di Eropa mengalami diskriminasi, meningkat dari 39% pada tahun 2016. Tren ini diperkirakan akan terus naik, seiring dengan semakin populernya politik sayap kanan di berbagai negara.

Beberapa politisi sayap kanan di Jerman dan Inggris, misalnya, secara terbuka menyerukan agar para imigran, terutama Muslim, kembali ke negara asal mereka, meskipun banyak dari mereka sebenarnya sudah menjadi warga negara di sana.

Selain diskriminasi sosial, pekerja migran juga harus menghadapi berbagai risiko lainnya, seperti bencana alam di Jepang, badai dan kebakaran hutan di Amerika Serikat, serta perubahan kebijakan imigrasi. Jika seorang pemimpin seperti Donald Trump kembali berkuasa dan menerapkan kebijakan yang lebih ketat terhadap tenaga kerja asing, maka stabilitas pekerjaan bagi pekerja migran akan semakin terancam.

Meskipun demikian, banyak negara tetap membutuhkan tenaga kerja migran karena mengalami kekurangan populasi pekerja. Hal ini membuka peluang bagi pekerja asing, tetapi tetap disertai dengan tantangan yang harus dihadapi.

Gak Semua Orang Harus Kabur dari Indonesia

Pada akhirnya, berdasarkan data dan testimoni dari berbagai individu, bekerja di luar negeri bukanlah pilihan yang sesuai untuk semua orang. Jika Anda termasuk tipe orang yang mudah menyerah, tidak memiliki ketahanan mental yang kuat, atau memiliki tanggung jawab fisik besar di rumah—misalnya harus merawat keluarga—maka bekerja di luar negeri bukanlah pilihan terbaik.

0 Komentar