Lebih dari 50 Negara Minta Negosiasi Soal Tarif Impor AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai pertemuan dengan pelaku usaha di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025) ANTARA/Bayu Saputra/aa.
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Seorang pejabat Gedung Putih menyampaikan bahwa lebih dari 50 negara yang terdampak oleh kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat telah menghubungi pemerintah AS guna meminta pembukaan jalur negosiasi.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, mengatakan pada Ahad (6/4) bahwa ia menerima laporan dari Perwakilan Dagang AS yang menyebutkan banyak negara telah menjalin komunikasi langsung dengan Presiden untuk membahas pencabutan tarif tersebut.

Dalam wawancara dengan George Stephanopoulos dalam program “This Week” di ABC News, Hassett menjelaskan bahwa meskipun banyak negara merasa dirugikan dan berniat melakukan tindakan balasan, mereka tetap terbuka untuk melakukan negosiasi.

Baca Juga:AS Berlakukan Tarif Baru untuk Negara Pengimpor Minyak VenezuelaMudahkan Perizinan Ekspor Impor, Pemerintah Implementasikan SINSW

“Mereka sadar bahwa tarif ini memberikan beban besar bagi mereka,” ucap Hassett.

Ia juga menambahkan bahwa dampak tarif terhadap konsumen Amerika diperkirakan tidak terlalu besar, karena negara-negara mitra dagang memiliki pasokan barang yang sulit berubah secara cepat. Hal ini juga disebut sebagai salah satu penyebab defisit perdagangan AS yang terus berlangsung.

Sementara itu, mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan pandangan berbeda. Ia menyatakan bahwa tarif impor justru merugikan ekonomi Amerika sendiri, dengan meningkatkan harga barang dan memicu inflasi.

Summers menegaskan, kondisi itu menurunkan daya beli masyarakat dan berpotensi mengurangi jumlah lapangan pekerjaan.

0 Komentar