4 Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia dan Solusinya

Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia
Penyebab Kualitas Guru di Indonesia Rendah
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Jika kita berbicara mengenai kemajuan suatu bangsa, hal ini tentu dipengaruhi oleh satu faktor penting dalam negeri, yaitu pendidikan. Kami percaya bahwa pendidikan merupakan kunci utama bagi suatu bangsa untuk berkembang menjadi bangsa yang maju. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan generasi yang berkualitas pula, dan generasi yang berkualitas tentu akan menciptakan perubahan.

Menurut Aristoteles, pendidikan dapat diartikan sebagai fungsi negara dalam mencapai tujuannya, di mana pendidikan menjadi sarana bagi masyarakat untuk memperoleh bekal dalam menjalankan aktivitas atau pekerjaan yang lebih baik dan lebih layak.

Sementara itu, Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations menekankan bahwa keterampilan dan produktivitas tenaga kerja sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan bukanlah hal yang sepele, melainkan kunci utama dalam pembangunan dan kemajuan suatu negara.

Baca Juga:Oknum Guru Diduga jadi Pelaku Pedofilia di SukabumiOknum Guru Ngaji Diduga Cabuli Muridnya, Bermodus Ajari Tata Cara Salat di Sukabumi

Jika kita berbicara tentang pentingnya pendidikan, maka hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran guru sebagai tenaga pengajar. Bagaimanapun, salah satu faktor penentu yang membentuk kualitas para murid adalah kualitas gurunya sendiri. Jika kita menginginkan anak-anak di sekolah menjadi penerus bangsa yang unggul, tentu kita juga memerlukan tenaga pengajar yang berkualitas.

Ibarat memasak, jika kita ingin menghasilkan makanan yang lezat dan berkualitas, kita membutuhkan bahan-bahan terbaik serta juru masak yang ahli. Hal yang sama berlaku dalam dunia pendidikan—jika kita ingin mencetak generasi penerus yang unggul, maka kita membutuhkan sistem pendidikan yang baik serta tenaga pengajar yang kompeten dalam mengajar.

Namun, permasalahannya adalah meskipun banyak guru di Indonesia yang kompeten dalam mengajar, masih banyak juga yang tidak bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang tidak memahami etika profesi seorang guru.

Kami menyadari permasalahan ini sejak masih duduk di bangku sekolah. Dari dulu, kami merasa ada banyak hal yang tidak sesuai dengan peran seorang guru. Misalnya, ada guru yang sering absen dari kelas tetapi tetap memberikan banyak tugas, atau bersikap emosional terhadap murid tanpa alasan yang jelas.

0 Komentar