4 Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia dan Solusinya

Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia
Penyebab Kualitas Guru di Indonesia Rendah
0 Komentar

Dahulu, kami hanya menganggap bahwa ketidakprofesionalan ini terjadi pada segelintir guru yang memang kurang kompeten. Namun, seiring waktu, kami mulai melihat bahwa permasalahan ini lebih kompleks dan melibatkan banyak faktor lain.

Oleh karena itu, kali ini kami ingin membahas mengapa kualitas guru di Indonesia masih tergolong rendah dan apa yang menjadi penyebab utama dari permasalahan ini.

Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia

Mari kita bahas mengapa kualitas guru di Indonesia tergolong rendah. Sebelum itu, kita perlu memahami sejauh mana rendahnya kualitas guru di negara kita.

Baca Juga:Oknum Guru Diduga jadi Pelaku Pedofilia di SukabumiOknum Guru Ngaji Diduga Cabuli Muridnya, Bermodus Ajari Tata Cara Salat di Sukabumi

1. Uji Kompetensi Guru Asal-Asalan

Untuk mengukurnya, kita harus menilai kompetensi guru, yang mencakup penguasaan materi, metode pembelajaran, cara berinteraksi dengan murid, dan aspek lainnya. Kompetensi guru dapat diukur melalui berbagai instrumen, seperti Uji Kompetensi Guru (UKG), Ujian Nasional, dan Programme for International Student Assessment (PISA).

Permasalahannya adalah ketiga indikator tersebut menunjukkan bahwa kompetensi guru di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru tahun 2021 dan 2015, sekitar 81% guru di Indonesia tidak mencapai nilai minimum yang ditetapkan.

Selain itu, hasil Ujian Nasional tahun 2022 menunjukkan bahwa rata-rata nilai guru di Indonesia adalah 54,6, yang masih berada di bawah standar minimum, yaitu 55. Sementara itu, dalam penilaian PISA tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ke-72 dari 79 negara dengan skor rata-rata 371, yang masih jauh di bawah rata-rata OECD sebesar 487.

Dari ketiga hasil instrumen tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas guru di Indonesia masih tergolong sangat rendah.

Rendahnya kompetensi guru di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah standar kelayakan menjadi guru yang masih tergolong rendah. Masih banyak sekolah yang memperbolehkan pelamar dengan kualifikasi di bawah S1 atau D4 untuk menjadi guru.

2. Persebaran Guru Tidak Merata

Misalnya, di beberapa sekolah, khususnya di daerah terpencil atau sekolah yang baru berdiri, tidak jarang ditemukan guru yang masih berusia muda dengan latar belakang pendidikan SMA atau SMK. Hal ini terjadi karena sekolah-sekolah tersebut masih mengalami kekurangan tenaga pengajar.

0 Komentar