Ketika standar kompetensi dan gaji guru meningkat, maka tidak akan ada lagi guru yang mudah marah, malas mengajar, atau memiliki mentalitas yang lemah. Sebab, sistem seleksi dan kompensasi yang tinggi akan memastikan bahwa hanya individu yang benar-benar layak yang bisa menjadi guru.
Namun, pertanyaannya adalah, apakah solusi ini benar-benar efektif dan dapat diterapkan?
Keberhasilannya tentu bergantung pada berbagai faktor lain, seperti pengawasan, birokrasi, serta perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh. Namun, dalam konteks peningkatan kualitas guru, langkah ini dapat menjadi salah satu solusi yang cukup efektif.
Baca Juga:Oknum Guru Diduga jadi Pelaku Pedofilia di SukabumiOknum Guru Ngaji Diduga Cabuli Muridnya, Bermodus Ajari Tata Cara Salat di Sukabumi
Adapun mengenai penerapannya, hal ini kembali pada anggaran, kebijakan, dan prioritas pemerintah. Apakah pemerintah mampu dan bersedia mengalokasikan sumber daya untuk mewujudkannya atau tidak?
Profesi guru di Indonesia masih kurang dihargai dan kerap dipandang sebelah mata. Sebenarnya, kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan para guru, karena mereka mungkin juga merupakan korban dari sistem yang belum ideal. Kami yakin, tidak ada seseorang yang ingin menjalani suatu profesi hanya karena terpaksa, tanpa adanya minat atau panggilan hati.
Oleh karena itu, hal ini seharusnya menjadi kritik bagi pemerintah agar dapat memperbaiki sistem pendidikan dan memberikan apresiasi yang lebih tinggi terhadap profesi guru. Sebab, pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa.