Keputusan tersebut membuat banyak pihak geram, karena dinilai melanggar semangat konstitusi yang selama ini dijaga. Tindakan-tindakan di akhir masa jabatan ini semakin memperkuat anggapan bahwa Jokowi tengah menyusun strategi untuk melanggengkan kekuasaan secara tidak langsung.
Ditambah lagi dengan beragam isu yang beredar di masyarakat terkait citra beliau, stigma negatif pun tak bisa dihindari. Kecurigaan terhadap ijazah Jokowi akhirnya dijadikan sebagai simbol dari ketidakjujuran, sebagai bentuk perlawanan dari masyarakat yang merasa kecewa terhadap kepemimpinan beliau.
Pada akhirnya, persoalan ijazah ini bukan semata tentang objek fisik dari ijazah tersebut, melainkan menyangkut nilai-nilai kejujuran, integritas, dan kepercayaan publik terhadap institusi negara. Namun, tidak bisa dipungkiri pula bahwa ada sebagian orang yang menyerang karena faktor kebencian pribadi atau motif politis.
Baca Juga:Sisi Gelap Zara Sebagai Brand Fast Fashion Terkemuka di Dunia4 Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia dan Solusinya
Perlu diingat, kritik terhadap pejabat publik merupakan bagian penting dalam kehidupan berdemokrasi. Hanya saja, kritik tersebut seharusnya dilandasi dengan data, bukti yang kuat, dan niat baik untuk perbaikan, bukan untuk menjatuhkan seseorang secara personal.