Sisi Gelap Zara Sebagai Brand Fast Fashion Terkemuka di Dunia

Sisi Gelap ZARA
Store Pertama ZARA
0 Komentar

Hal ini dilakukan dengan memproduksi dalam jumlah kecil dan secara aktif menyesuaikan stok berdasarkan tren dan respons pelanggan. Berbeda dengan brand fashion tradisional yang memiliki katalog musiman tetap, Zara justru selalu menghadirkan desain baru setiap minggu agar pelanggan terus datang kembali.

Zara juga berbeda dari banyak brand lain yang mengalihkan produksinya ke berbagai pabrik luar negeri. Perusahaan ini mengontrol hampir seluruh rantai produksinya secara internal. Sebagian besar produksi Zara dilakukan di Spanyol, Portugal, dan Maroko, sehingga memungkinkan proses distribusi yang jauh lebih cepat.

Setelah meraih kesuksesan di A Coruña, Zara mulai berekspansi ke kota-kota lain di Spanyol, seperti Barcelona dan Madrid. Pada tahun 1985, Ortega secara resmi mendirikan Inditex, yang kemudian menjadi perusahaan induk bagi Zara dan berbagai brand lainnya di masa depan.

Baca Juga:4 Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia dan Solusinya37 Kode Promo tiket.com Maret 2025 Spesial Lebaran Penuh Diskon Gede-Gedean

Menariknya, Zara hampir tidak pernah menggunakan iklan besar-besaran seperti brand fashion lainnya. Sebagai gantinya, mereka fokus pada pemilihan lokasi toko yang strategis, terutama di pusat perbelanjaan utama. Strategi ini menciptakan citra bahwa Zara adalah brand premium, meskipun produknya tetap ditawarkan dengan harga yang terjangkau.

Ekspansi internasional Zara dimulai pada tahun 1988, ketika mereka membuka toko pertamanya di Porto, Portugal. Sejak itu hingga dekade 2010-an, Zara terus-menerus memperluas jaringannya ke berbagai negara seperti Prancis, Amerika Serikat, Meksiko, Inggris, dan masih banyak lagi. Hanya dalam kurun waktu 30 tahun, Zara berhasil menguasai pasar global dengan lebih dari 2.000 toko yang tersebar di 90 negara.

Sejak pertama kali berekspansi ke luar Spanyol pada 1988, pertumbuhan Zara sangat pesat. Mereka menargetkan negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi seperti Tiongkok, Brasil, dan India, serta fokus pada kota-kota besar dengan daya beli masyarakat yang tinggi.

Keberhasilan ini tak lepas dari kecerdasan Amancio Ortega dalam mengelola bisnisnya dengan cara beradaptasi terhadap preferensi lokal. Misalnya, di Timur Tengah, Zara menyediakan pakaian yang lebih sopan dan sesuai dengan norma budaya setempat. Sementara itu, di Asia, ukuran pakaian disesuaikan agar lebih cocok dengan bentuk tubuh konsumen di wilayah tersebut.

0 Komentar