PALABUHANRATU,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM- – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, mengungkap penyebab banjir yang melanda wilayah Kecamatan Palabuhanratu pada Sabtu malam, 19 April 2025.
Menurut Deden, banjir terjadi akibat meluapnya dua sungai, yaitu Sungai Cigangsa dan Sungai Cangehgar, yang mengalami pendangkalan. Pendangkalan tersebut menjadi faktor utama meluapnya air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. “Untuk Sungai Cangehgar, pimpinan kami sudah melakukan peninjauan dan menyusun rencana normalisasi. Namun, prosesnya masih dalam tahap perencanaan karena curah hujan masih tinggi, sesuai informasi dari BMKG,” ujar Deden.
Ia menambahkan, banjir di Palabuhanratu bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, wilayah ini sudah beberapa kali diterjang banjir, termasuk pada Desember 2024, Maret 2025, dan Sabtu, 12 April 2025.
Baca Juga:KASAD TNI Resmikan Sarana Pengairan Pertanian di CiemasPemkot Sukabumi akan Gulirkan Program Padat Karya
Terkait kewenangan penanganan pendangkalan sungai, Deden menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Meski demikian, BPBD Kabupaten Sukabumi akan terus berkoordinasi agar solusi dapat segera diimplementasikan. “Kami juga akan mengambil langkah-langkah kedaruratan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan. Masyarakat pun kami imbau untuk tetap waspada karena potensi bencana hidrometeorologi masih tinggi,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang mengguyur wilayah Palabuhanratu sejak Sabtu sore (19/4/2025) hingga malam hari, menyebabkan banjir di sejumlah titik. Akibatnya, dua fasilitas kesehatan dan sejumlah rumah warga terdampak, bahkan satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Deden menjelaskan, curah hujan tinggi terjadi sejak pukul 17.30 WIB hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Air kemudian meluap dan menggenangi sejumlah kawasan, termasuk Kelurahan Palabuhanratu seperti Kampung Cangehgar, Badak Putih, Kampung Tipar, serta Desa Citarik. “Untuk fasilitas umum, ada Puskesmas Palabuhanratu dan RSUD Palabuhanratu yang terdampak. Beberapa ruangan di RSUD, terutama ruang anak, terpaksa dievakuasi,” jelas Deden. (SZ)