Untuk Huawei Mate XT, tersedia layanan penggantian pelindung layar (screen protector) secara gratis sebanyak empat kali selama dua tahun. Selain itu, pengguna juga mendapatkan garansi kerusakan layar selama satu tahun. Oleh karena itu, staf layanan purnajual Huawei harus melalui pelatihan khusus untuk menangani potensi masalah yang mungkin muncul dari perangkat dengan desain secanggih ini.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Huawei. Padahal, Huawei Indonesia bisa saja memilih untuk tidak memasukkan Mate XT ke pasar Indonesia dan hanya fokus menjual model lipat dua seperti Huawei Mate X6—yang sebenarnya sudah sangat bagus. Desainnya pun cukup mirip.
Bagi Anda yang menyukai tampilan seperti Mate XT, tersedia varian dengan material vegan leather berwarna marun dengan aksen emas. Namun, unit yang sedang kami gunakan saat ini adalah varian berwarna hitam dengan material yang tetap kokoh walaupun tampil ramping.
Baca Juga:Ijazah Jokowi Palsu? Ini Alasan Masyarakat Masih Menuntut Keaslian Ijazah JokowiPerjuangan RA Kartini untuk Hapus Sistem Feodalisme Bagi Perempuan
Huawei menggunakan material aluminium kelas aviasi (aerospace grade) yang diklaim mampu menahan beban hingga 150 kilogram, setara dengan berat sepeda motor.
Kualitas kameranya juga patut diacungi jempol. Di kelas ponsel lipat, kamera Huawei termasuk yang terbaik. Hasil fotonya memiliki warna yang sangat bagus, bahkan tanpa kolaborasi dengan merek kamera ternama sekalipun.
Racikan warna khas Huawei sudah terbukti unggul. Semua foto yang kami tampilkan di sini diambil langsung dari perangkat tanpa proses penyuntingan—warna-warnanya memang sesedap itu untuk dilihat.
Huawei menyebut bahwa Mate X6 dilengkapi kamera Ultra Chroma yang memungkinkan sensor menangkap data warna dengan lebih kaya dan lebih realistis. Demikian ulasan mengenai Huawei Mate XT dan Mate X6—sebuah ajang unjuk teknologi dan kualitas dari Huawei.