DLH Kota Sukabumi Kuatkan Program Bank Sampah

Istimewa
BANK SAMPAH: Bank Sampah diharapkan bisa menjadi solusi pengelolaan limbah serta gerakan membangun kesadaran masyarakat dan membuka potensi ekonomi.
0 Komentar

SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM- – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi terus menggencarkan program penguatan Bank Sampah. Program ini tidak hanya dipandang sebagai solusi pengelolaan limbah, tetapi juga sebagai gerakan membangun kesadaran masyarakat dan membuka potensi ekonomi dari sampah yang dipilah.

Kepala DLH Kota Sukabumi, Asep Irawan, menuturkan bahwa bank sampah memiliki peran strategis dalam menekan jumlah timbunan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Bank sampah dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA dengan cara mengolah dan memanfaatkan sampah yang memiliki nilai jual,” ujar Asep, kemarin (24/4).

Pembentukan Bank Sampah juga merupakan tindak lanjut dari kebijakan nasional yang diamanatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setiap daerah diwajibkan memiliki satu bank sampah induk dan sejumlah bank sampah unit di wilayah kelurahan sebagai jaringan pendukung. “Saat ini Kota Sukabumi telah memiliki 12 bank sampah unit. Kami optimistis jumlahnya akan terus bertambah,” jelas Asep.

Baca Juga:Penaikan Tarif Rawat Jalan Hanya untuk Pasien Tunai, DPRD Kota Sukabumi Imbau Masyarakat tak KhawatirLansia jadi Korban Peluru Nyasar, Meninggal Dunia dengan Luka Tembak pada Bagian Punggung

DLH tidak hanya fokus pada pembentukan bank sampah secara struktural, tetapi juga aktif menggandeng berbagai pihak seperti sekolah, komunitas, dan lembaga nonpemerintah. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang partisipatif dan berkelanjutan.

Kegiatan sosialisasi dan pembinaan rutin digelar untuk mendorong keterlibatan masyarakat dari berbagai kalangan. “Sampah yang terpilah bisa dijual kembali. Ini bisa menjadi pendapatan tambahan bagi warga,” imbuh Asep.

DLH Kota Sukabumi juga terus mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan aparat kelurahan. Setiap kelurahan didorong untuk memiliki minimal satu bank sampah unit, guna memperkuat upaya pengurangan volume sampah dari sumbernya. “Kami terus melobi kelurahan untuk ikut terlibat aktif. Semakin banyak unit yang terbentuk, semakin signifikan dampaknya bagi pengurangan sampah ke TPA,” tegas Asep.

Meski dukungan teknis dan kelembagaan terus diperkuat, Asep menekankan bahwa inti dari persoalan sampah tetap bergantung pada perubahan perilaku masyarakat. Kesadaran dalam memilah dan mengelola sampah secara mandiri dinilai sebagai kunci utama keberhasilan program ini. “Yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana kesadaran masyarakat meningkat untuk mengelola sampah dengan baik,” pungkasnya. (mg5)

0 Komentar