Proses ini menjadi tonggak penting untuk memastikan seluruh pihak memiliki visi yang sama dalam membangun sistem perlindungan keluarga yang kuat.
Melalui forum ini, DP2KBP3A Kota Sukabumi menegaskan bahwa rencana strategis ke depan tidak lagi bisa bergantung pada cara-cara lama.
Transformasi digital menjadi keniscayaan yang harus dijawab dengan langkah-langkah konkret dan kolaboratif.
Baca Juga:Asep Japar Ajak Warga Manfaatkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan BermotorIsu Lingkungan Jadi Sorotan Utama Bupati Sukabumi
Bobby pun mengingatkan bahwa isu seperti stunting, pernikahan usia dini, diskriminasi gender, dan kekerasan terhadap anak tak bisa lagi ditangani dengan pendekatan birokratis semata.
“Kita butuh pendekatan yang lebih luwes, responsif, dan menyentuh cara berpikir masyarakat saat ini,” katanya.
Dengan mengintegrasikan literasi digital ke dalam strategi pembangunan keluarga, DP2KBP3A ingin memastikan setiap warga, dari orang tua hingga anak-anak, bisa menjadi bagian dari solusi, bukan korban dari arus informasi yang tak terbendung.
Harapannya, hasil dari forum ini akan menjadi dasar yang kokoh bagi penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan yang inklusif dan berorientasi pada kemajuan.
Kolaborasi antarinstansi, organisasi, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan Renstra yang akan datang.
Pemerintah Kota Sukabumi, melalui DP2KBP3A, menunjukkan keseriusannya untuk menghadirkan layanan yang adaptif, berbasis teknologi, dan berakar pada nilai-nilai keadilan serta pemberdayaan.
Literasi digital bukan sekadar tren, tapi fondasi menuju masyarakat yang lebih cerdas, tangguh, dan siap menghadapi masa depan.