Muncul Wacana P2RW Kota Sukabumi akan Dihapus, Ketua RW Ungkap Keresahan

Istimewa
MONEV: Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Sukabumi melaksanakan monitoring dan evaluasi P2RW tahun anggaran 2024. Saat ini muncul wacana program tersebut terancam ditiadakan
0 Komentar

CIKOLESUKABUMI.JABAREKSPRES.COM- – Wacana penghapusan Program Pemberdayaan Rukun Warga (P2RW) di Kota Sukabumi memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Sejumlah ketua RW menyampaikan keresahannya terhadap kabar tersebut lantaran program ini dinilai telah banyak memberikan dampak positif bagi pembangunan di lingkungan masyarakat selama lebih dari satu dekade. P2RW sendiri merupakan program unggulan Pemerintah Kota Sukabumi yang pertama kali diluncurkan pada masa kepemimpinan Wali Kota Mohammad Muraz dengan besaran dana awal sebesar Rp15 juta per RW setiap tahun. Program ini kemudian dilanjutkan Wali Kota Achmad Fahmi yang menaikkan bantuan menjadi Rp25 juta dan tetap dijalankan pada masa Penjabat Wali Kota Kusmana Hartadji dengan nominal yang sama.

Indah Puspita, ketua RW di salah satu wilayah Kecamatan Cikole, berharap agar program tersebut tidak dihapus, melainkan ditingkatkan manfaatnya. Menurutnya, bantuan dari P2RW sangat dirasakan masyarakat dan mampu mendorong semangat gotong royong dalam pembangunan wilayah.

“Besaran P2RW tahun lalu Rp25 juta untuk setiap RW. Kalau bisa sekarang ditambah, bukan malah dihilangkan. Tidak semua program pembangunan pemerintah itu menjangkau wilayah kami,” ujar Indah kepada wartawan, kemarin (23/4).

Baca Juga:Disdikbud Kota Sukabumi Tegas Serukan Perpisahan Sekolah Harus Membumi, Bukan MembebaniIni Upaya Disdik Kota Sukabumi untuk Menekan Angka Putus Sekolah

Indah juga menyoroti belum adanya kejelasan dari pihak kelurahan terkait kelanjutan program tersebut tahun ini. Ia menyebut, hingga saat ini belum ada informasi resmi maupun pelaksanaan rembuk warga sebagaimana yang biasa dilakukan setiap tahunnya. “Kabar dari kelurahan belum ada. Kami masih menunggu. Tahun ini tidak ada pengajuan baru, yang dipakai katanya usulan tahun 2024,” ungkapnya.

Indah menyampaikan, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2RW sangat tinggi. Setiap tahun, sekitar 30 persen dari anggaran pembangunan yang direalisasikan berasal dari swadaya warga.

“Selain uang stimulan dari Pemkot, warga juga berkontribusi besar dalam bentuk gotong royong. Ini memperkuat kebersamaan dan mempercepat pembangunan wilayah,” tegasnya.

Ketua RW lainnya, Jukardi Jayaniti dari Kecamatan Cikole, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Dia berharap agar program P2RW tetap dilanjutkan karena selama ini menjadi salah satu tumpuan pembangunan tingkat RW yang terstruktur dan nyata. “Harapannya tetap dilanjutkan, karena program LPM saja sekarang tidak jelas. P2RW selama ini justru bisa memberdayakan LPM dan membangun wilayah,” jelas Jukardi.

0 Komentar