SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM- – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi kembali menggiatkan Program Kampung Iklim (Proklim) di seluruh wilayah kota. Program strategis itu sempat terhenti akibat Pandemi Covid-19.
Sekretaris DLH Kota Sukabumi, Susiyana, mengungkapkan Proklim telah berjalan sejak 2017. Namun saat terjadi Pandemi Covid-19 menyebabkan sebagian besar program tersebut tertunda dan bahkan stagnan di beberapa wilayah.
“Tahun ini program kembali kami aktifkan, khususnya di Kecamatan Cibeureum dan Sukakarya,” ujar Susiyana kepada wartawan, Jumat (25/4).
Baca Juga:DPRD Apresiasi Langkah Inovatif Wali Kota Sukabumi, Dongkrak PAD melalui Berbagai EventKonstruksi Jembatan Darurat Cidadap Diganti Beton
Proklim di Kota Sukabumi mengusung konsep utama yang mencakup penggunaan energi terbarukan seperti solar cell, pengelolaan sumber air bersih, pengolahan sampah organik menjadi kompos, serta penguatan ketahanan pangan di tingkat masyarakat. “Program ini tidak hanya soal lingkungan hidup, tetapi juga tentang membangun ketahanan komunitas terhadap perubahan iklim,” jelasnya.
Setiap tahun DLH Kota Sukabumi juga berupaya mengajukan satu RW ke tingkat provinsi sebagai perwakilan lomba Proklim. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah penyediaan Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya dan tempat sampah terpilah yang dianggarkan rutin setiap tahun.
“Pengajuan untuk Proklim tingkat provinsi akan dilakukan pada 30 April 2025. Kami menggandeng para lurah yang memahami kondisi wilayahnya masing-masing, sehingga pengajuan lebih akurat dan berbasis kebutuhan nyata,” tambah Susiyana.
Perwakilan DLH Provinsi Jawa Barat, Livya Taviani Arifin, menyampaikan antusiasme daerah-daerah di Jawa Barat terhadap Proklim tahun ini sangat tinggi. Bahkan, kecamatan dan kelurahan saling berlomba untuk mendaftarkan diri sebagai peserta. “Kami dari provinsi rutin melakukan pembinaan, sosialisasi, hingga pemberian teknologi pendukung sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing wilayah,” kata Livya.
Pada tahun ini tercatat 500 lokasi dari seluruh Jawa Barat mendaftar Proklim. Dari jumlah tersebut, 30 lokasi dipilih sebagai lokasi utama. Dua lokasi terbaik mendapatkan bantuan teknologi berupa instalasi biogas dan mesin pencacah sampah anorganik.
Tahun ini, Kota Bogor dan Kota Bandung menjadi penerima bantuan teknologi tersebut. Pada lomba Proklim terdapat kategori penghargaan tertinggi yaitu ‘Lestari’ yang mensyaratkan satu wilayah membina setidaknya sepuluh lokasi lain agar dapat meraih status tersebut. “Di Jawa Barat baru ada lima lokasi yang berhasil mencapai kategori Lestari. Kota Sukabumi sendiri terakhir kali mencapai kategori Utama pada tahun 2016,” ujar Livya. (mg5)