Pelayanan RSUD Palabuhanratu Tuai Kritik, Warga Minta Adanya Perbaikan

Istimewa
RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
0 Komentar

PALABUHANRATU,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu kembali menjadi pusat perhatian publik. Sorotan tajam tertuju pada layanan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Sukabumi ini setelah viralnya keluhan seorang warga bernama Nurlela, yang mengaku mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari oknum tenaga medis. Keluhan tersebut bahkan memicu reaksi dari Bupati Sukabumi dan sejumlah anggota DPRD.

Dalam wawancara dengan awak media, Nurlela menceritakan pengalamannya yang bermula saat ia mengantarkan orang tuanya menjalani rawat inap di RSUD Palabuhanratu. Alih-alih mendapat pelayanan yang memanusiakan, ia justru merasa direndahkan oleh perilaku tenaga medis di sana. “Waktu itu saya sedang mendampingi orang tua yang dirawat. Tapi malah dapat perlakuan tidak sopan dari seorang perawat. Saya sudah laporkan ke manajemen rumah sakit agar sikap seperti itu diubah,” ujar Nurlela.

Namun, harapan adanya perubahan hanya tinggal harapan. Beberapa waktu kemudian, kejadian serupa terulang, bahkan kali ini melibatkan oknum dokter saat orang tuanya kembali menjalani pemeriksaan di poli rawat jalan.

Baca Juga:Pemkab Sukabumi Raih Opini WTP Ke-11 dari BPK RISatu Rumah di Palabuhanratu Terendam Air hingga 1 Meter

Merasa jengkel dengan sikap tenaga medis yang dianggap tidak profesional, Nurlela kembali mengadukan kasus ini ke bagian Humas RSUD Palabuhanratu. Ia mengaku tidak mengharapkan permintaan maaf, melainkan perbaikan nyata dalam pelayanan. “Saya sampaikan langsung ke Humas. Saya bilang, tidak perlu minta maaf, tapi perbaikilah sistem pelayanannya,” ujarnya.

Namun rupanya, buruknya pelayanan bukan hanya pada sikap petugas. Kekosongan obat juga menjadi masalah serius yang berulang kali ia alami. Nurlela menyebutkan bahwa saat menebus resep, pihak farmasi menyatakan obat yang dibutuhkan tidak tersedia, sehingga ia harus membelinya di luar dengan biaya pribadi—padahal ia menggunakan BPJS Kesehatan.

“Saya sampai harus beli obat sendiri di apotek luar. Lalu gunanya BPJS buat apa kalau obat kosong terus?” keluhnya.

Karena merasa sudah tidak ada jalur internal yang mampu memberikan solusi, Nurlela akhirnya menulis surat terbuka di media sosialnya. Unggahannya menjadi viral dan memantik atensi berbagai pihak. Bahkan, Bupati Sukabumi dikabarkan ikut menanggapi dan mengunggah respons atas keluhan tersebut di akun media sosial pribadinya. “Alhamdulillah akhirnya dapat perhatian juga. Pak Bupati langsung memberi instruksi ke pihak rumah sakit untuk memperbaiki layanan. Salah satu anggota DPRD juga ikut menyoroti,” terang Nurlela.

0 Komentar