CIBADAK,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Puluhan warga Kampung Legokpicung, Desa Karangtengah, Kabupaten Sukabumi, mendatangi kantor PT Trans Jabar Tol (TJT) pada Selasa (10/6/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas dampak negatif proyek pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 3, yang dinilai mengganggu aktivitas harian serta mengancam mata pencaharian mereka sebagai petani.
Kemarahan warga dipicu dua persoalan utama, yakni padamnya listrik selama lebih dari 24 jam serta tertutupnya saluran irigasi akibat aktivitas proyek. Insiden pemadaman listrik terjadi sejak Senin (9/6/2025) siang, ketika sebuah dump truck proyek menyangkut dan memutus kabel listrik utama yang menyuplai aliran ke RW 09 dan RW 10.
“Sejak siang kemarin sampai dini hari, warga tidak bisa melakukan aktivitas karena listrik padam total. Semua peralatan elektronik lumpuh,” ujar Kepala Desa Karangtengah, Agung Pratama Putra, saat mendampingi warga.
Baca Juga:Persyaratan Lengkap, DPRD Kabupaten Sukabumi Sebut Pemekaran DOB KSU FinalPrabowo Luncurkan Kendaraan Taktis Pindad MV3 Elektrik Bernama Pandu
Menurut Agung, kejadian ini memperburuk keresahan masyarakat yang sudah berlangsung akibat kurangnya sosialisasi dari pihak pelaksana proyek. Ia menyesalkan minimnya komunikasi dari pihak PT TJT sebelum dimulainya pekerjaan. “Seharusnya ada sosialisasi lebih dulu. Tapi ini tiba-tiba langsung pengurugan, warga tidak diberi tahu sebelumnya,” tambahnya.
Tak hanya mengalami pemadaman listrik, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani juga terancam gagal panen. Saluran irigasi yang selama ini mengairi lahan pertanian mereka tertimbun material tanah dari proyek yang dikerjakan oleh subkontraktor PT Waskita Karya. “Saluran air ke sawah tertutup tanah urugan. Kalau air tidak mengalir, kami tidak bisa bertani,” keluh Agung.
Dalam pertemuan antara perwakilan warga RW 09, 10, dan 11 dengan manajemen PT TJT, warga menyampaikan beberapa tuntutan, yaitu:
Perbaikan segera terhadap instalasi listrik yang rusak. Pembukaan kembali saluran irigasi yang tertutup material proyek. Adanya komunikasi dan sosialisasi berkala kepada masyarakat terdampak. Jaminan keamanan serta kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan.
Agung menyebut bahwa beberapa tuntutan telah direspons oleh pihak PT TJT dan dijanjikan akan segera ditindaklanjuti. Namun, sebagian lainnya masih menunggu keputusan dari manajemen pusat. “Beberapa poin langsung ditanggapi, tapi ada juga yang harus dikonsultasikan ke pihak manajemen atas,” jelasnya.