SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Fenomena sosial kekerasan di lingkungan pendidikan maupun keagamaan terus dicegah berbagai pihak di Kota Sukabumi. Kondisi ini lantaran fenomena itu kerap terjadi.
Pemkot Sukabumi melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi melaksanakan bimbingan teknis penanganan dan pencegahan tindak kekerasan di lingkup lembaga keagamaan, kemarin (24/6). Kegiatannya dibuka Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana yang diikuti peserta para pengelola lembaga pendidikan keagamaan serta dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sukabumi dan Kepala Dinas Dalduk KBP3A.
Bobby mengatakan, kegiatan bimtek ini memiliki nilai strategis dalam menjawab tantangan sosial yang kian kompleks, terutama meningkatnya kasus kekerasan yang kerap terjadi di berbagai lingkungan, termasuk dalam lingkup lembaga keagamaan. Ia menegaskan bahwa lembaga keagamaan harus menjadi tempat yang aman dan terbebas dari segala bentuk kekerasan.
Baca Juga:Pemkab Sukabumi Terima Delegasi University of Gyeongnam Namhae KorselAvanza Tertimpa Truk Bermuatan Triplek di Jampangtengah, Satu Orang Tewas
“Lembaga keagamaan memegang peran penting dalam membentuk karakter dan moral masyarakat. Oleh karena itu, sudah seharusnya menjadi ruang yang ramah dan terlindungi dari tindakan kekerasan, terutama terhadap perempuan dan anak-anak,” ujar Bobby.
Dia juga mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya kekerasan yang terjadi di lingkungan sosial saat ini, baik di ranah domestik maupun institusional. Menurutnya, upaya pencegahan dan penanganan kekerasan tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan kerja sama semua pihak secara terpadu dan berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dalduk KBP3A berupaya memperkuat kapasitas para pengelola lembaga keagamaan agar mampu mendeteksi, mencegah, dan menangani berbagai bentuk kekerasan.
Bimtek ini menjadi bagian dari langkah konkret untuk mendorong terciptanya lingkungan yang sehat, aman, dan berpihak pada perlindungan martabat kemanusiaan. Bobby berharap para peserta dapat memahami berbagai jenis kekerasan beserta dampaknya serta mampu menjadi pelopor dalam menciptakan ruang-ruang keagamaan yang inklusif dan bersih dari kekerasan.
Bobby menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan membangun peradaban yang adil dan penuh kasih. “Melalui kegiatan ini, kita semua harus memperkuat komitmen bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan dalam kehidupan keagamaan maupun sosial. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” tegas Bobby.