SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Harapan warga RT 01/05 Kelurahan Gedongpanjang Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi memiliki infrastruktur jalan yang mulus masih jauh dari kenyataan. Pasalnya, proses perbaikan yang digadang-gadang akan memperbaiki akses utama warga justru dinilai setengah hati dan membahayakan keselamatan pengguna jalan, khususnya pengendara roda dua.
Perbaikan yang semula disambut dengan antusias kini berubah menjadi kekecewaan. Salah seorang warga setempat, Dayat (37), mengungkapkan awalnya sempat merasa senang ketika melihat tanda perbaikan jalan dan tumpukan batu split di lokasi jalan rusak yang berada di belakang kawasan Santasea Waterpark.
“Saya kira akan segera diperbaiki dan diaspal. Tapi ternyata sampai sekarang belum ada kelanjutannya. Hanya ditutup batu saja, tidak diaspal,” ungkap Dayat kepada wartawan, kemarin (23/6).
Baca Juga:Keluarga Risiko Stunting Terima Santunan pada Peringatan Harganas di SukabumiHujan Deras, Pohon Kisoro Berukuran Besar Tumbang Tutup Jalan Nasional
Menurutnya, batu kecil yang hanya ditumpuk tanpa proses pengerasan atau pengaspalan justru memperburuk kondisi jalan. Batu-batu tersebut kini berserakan di permukaan jalan dan tidak lagi dilengkapi dengan papan peringatan yang memadai, sehingga sangat membahayakan pengendara motor, khususnya saat malam hari. “Sekarang batu kecil berserakan dan sangat berbahaya, terutama untuk pengguna sepeda motor. Kalau malam hari apalagi, bisa tergelincir karena tidak kelihatan,” imbuhnya.
Kondisi ini memunculkan keresahan di tengah masyarakat yang merasa diabaikan oleh pemerintah, khususnya instansi terkait dalam menangani infrastruktur. Warga menilai perbaikan yang dilakukan hanya bersifat simbolis dan tidak menjawab kebutuhan nyata masyarakat akan jalan yang aman dan layak. “Jangan sampai ada korban dulu baru diperbaiki serius. Kalau memang ditunda, setidaknya kerikilnya ditata dengan rapi, bukan dibiarkan berantakan seperti ini,” tegas Dayat dengan nada kesal.
Berdasarkan pantauan langsung tim redaksi di lokasi, jalan berlubang yang sebelumnya menjadi sorotan warga memang hanya ditutup menggunakan batu split, tanpa ada pengerjaan tambahan. Tidak ditemukan alat berat, aspal, atau aktivitas pekerja jalan yang menandakan adanya kelanjutan proyek.
Kondisi ini membuat warga semakin bertanya-tanya tentang komitmen pemerintah daerah dalam memperhatikan infrastruktur jalan di lingkungan padat penduduk. Masyarakat mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan instansi terkait untuk segera menindaklanjuti keluhan warga dan menyelesaikan perbaikan jalan hingga tahap akhir, yaitu pengaspalan, demi keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. (mg5)