Pengakuan Penunggu Villa Tangkil Cidahu Sukabumi yang Dirusak Warga

Istimewa
Tangkapan Layar : Insiden pengrusakan Villa yang terjadi pada Jumat siang, 27 Juni 2025.
0 Komentar

CIDAHU,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Yongki Dien (56), pria yang tinggal dan bekerja sebagai penjaga villa di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, angkat bicara terkait insiden pengrusakan yang terjadi pada Jumat siang, 27 Juni 2025.

Ia membantah tudingan bahwa tempat tersebut digunakan untuk kegiatan keagamaan secara rutin dan mengaku seluruh kegiatan sudah dikoordinasikan dengan pihak lingkungan. “Villa itu tempat tinggal saya dan keluarga. Saya bukan peserta acara, cuma jaga rumah. Dan setiap ada kegiatan, pasti lapor ke RT,” ujar Yongki saat ditemui wartawan, Senin (30/6/2025).

Yongki menjelaskan bahwa insiden bermula sekitar pukul 13.30 WIB, saat ia sedang berada di bagian belakang rumah. Tiba-tiba sejumlah orang masuk ke area villa. Ia tidak mengenal semua yang datang, namun menyebut Ketua RT, Ketua DKM, dan anggota Karang Taruna ikut hadir. “Mereka nggak bawa apa-apa. Saya langsung dikawal keluar oleh warga sekitar. Prosesnya cepat, paling 15 menit,” ungkapnya.

Baca Juga:Evaluator Tiongkok dan Slovenia Apresiasi Kinerja Pemkab SukabumiPLN Dukung Usaha PT Konstan Kaya Indonesia Sambung Daya 690 kVA, Wujud Nyata PLN untuk Rakyat

Dia menegaskan bahwa tidak ada kegiatan ibadah terjadwal di villa tersebut. Kadang hanya diisi dengan arisan keluarga atau acara saat hari libur. Bahkan, ia mengaku telah melaporkan kegiatan terakhir ke Ketua RT. “Pak RT minta saya videokan. Saat divideokan, cuma ada anak-anak nyanyi. Belum mulai gamenya,” katanya. Ia menyebut, peserta acara kebanyakan anak-anak usia 10–14 tahun dan didampingi lima orang dewasa. Total peserta sekitar 35 orang, termasuk tiga koki yang dibawa untuk membantu kebutuhan konsumsi.

Yongki juga mengungkap dua kegiatan sebelumnya. Pertama, pada 26 Januari 2025, arisan keluarga Manado yang disertai ibadah singkat. Kedua, kegiatan pembinaan mental dari tamu asal Bekasi yang disebutnya disponsori gereja. “Itu bukan ibadah umum. Lebih ke pembentukan karakter anak muda. Semuanya sudah koordinasi. Bahkan pekerja di villa ini semuanya muslim,” tegasnya.

Dia mengaku telah menetap di villa itu hampir empat tahun. Ia terdaftar sebagai warga RT 04 RW 01 Desa Tangkil, sesuai KTP. “Kadang pemilik rumah datang untuk istirahat, atau bawa keluarga. Tapi villa ini nggak pernah jadi tempat ibadah seperti yang diberitakan,” ujarnya menutup perbincangan. (BS)

0 Komentar