Acep juga membenarkan bahwa beberapa nelayan sempat mengeluhkan kesulitan dalam penggunaan barcode sebagai syarat pembelian BBM subsidi. Beberapa dari mereka mengaku telah membuat barcode namun tetap merasa tidak dilayani karena waktu pengisian yang berubah.
Dia harap ke depan komunikasi antara pihak SPBU dan nelayan bisa lebih intens, agar tak terjadi lagi kejadian serupa. Ia menegaskan bahwa pihaknya tak pernah membatasi nelayan dalam mendapatkan BBM selama memenuhi syarat seperti barcode yang sah dari Pertamina.
“Memang waktu itu belum ada koordinasi lebih lanjut dengan perwakilan nelayan, sehingga terjadi kesalahpahaman. Saat ini, manajer SPBU sedang melakukan rapat dengan pihak Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk mencari solusi bersama,” terangnya.
Baca Juga:Dispusipda kota Sukabumi Daftarkan 10 Naskah Kuno ke PerpusnasRumah Dihuni 3 KK Ambruk di Sukabumi, Dipicu Curah Hujan Tinggi
“Kami siapkan untuk nelayan. Selama ada barcode, semua akan tetap kami layani,” pungkasnya (