SUKABUMI – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi tengah mempersiapkan ratusan inovasi dari berbagai perangkat daerah. Langkah ini dilakukan sebagai bagian upaya menuju Innovative Government Award (IGA) 2025 yang merupakan ajang penghargaan tahunan Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Sukabumi, Ismail Aini, mengaku telah menerima radiogram resmi dari Kemendagri terkait pelaksanaan IGA 2025. Pemerintah daerah di seluruh Indonesia diminta segera melaporkan inovasi-inovasi yang masih berjalan dan berdampak dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
“Kami sudah mulai melakukan bimbingan teknis (bimtek) penginputan IGA 2025 untuk semua perangkat daerah, termasuk sekolah, puskesmas, kecamatan, hingga kelurahan. Tujuannya agar seluruh indikator penilaian dapat terpenuhi,” jelas Ismail kepada wartawan melalui sambungan telepon, kemarin (13/7).
Baca Juga:PWI Kota Sukabumi Terima Penghargaan dari Pemkab SukabumiDPRD Kota Sukabumi Tak Tahu Ada Pembangunan Gedung Dekranasda, Tak Diajak Komunikasi Pihak Eksekutif
Dibanding tahun sebelumnya, penilaian IGA tahun ini disebut memiliki beberapa indikator tambahan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah aspek Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap inovasi yang dilaporkan serta jumlah penerima manfaat dari inovasi tersebut. Selain itu, keberadaan Surat Keputusan (SK) resmi yang mengatur inovasi juga menjadi syarat penting untuk validasi. IGA 2025 mengharuskan adanya keterkaitan inovasi dengan tiga urusan wajib pelayanan dasar, yaitu pendidikan, kesehatan, tata ruang/pemukiman, dan sosial.
“Dari total 305 inovasi yang kita miliki, sekitar 170 lebih berfokus pada bidang kesehatan. Ini tentu menjadi kekuatan. Namun, agar memenuhi syarat IGA 2025, inovasi di bidang pendidikan, sosial, dan tata ruang harus turut diperkuat,” papar Ismail.
Bappeda Kota Sukabumi menargetkan seluruh proses penginputan inovasi dapat selesai paling lambat pada 20 Juli 2025. Setelah itu, akan dilakukan proses reviu dan evaluasi mendalam untuk memastikan setiap inovasi sudah memenuhi indeks kematangan yang ditentukan. “Kami akan cek satu per satu. Bila masih ada inovasi dengan nilai kematangan rendah, tentu perlu diperbaiki dulu. Setelah semuanya siap, baru kami kirimkan ke Kemendagri,” tambahnya.
Ismail juga menegaskan, meskipun Kota Sukabumi berhasil menyabet gelar Kota Sangat Inovatif dalam ajang IGA 2024, tetapi bukan berarti tahun ini bisa bersantai. Justru gelar tersebut harus menjadi pemicu untuk terus meningkatkan kualitas inovasi daerah. “Tahun lalu kita sudah membuktikan sebagai kota sangat inovatif. Tapi tahun ini tantangannya berbeda, indikatornya juga lebih berat. Jadi harus lebih baik lagi,” tutupnya. (mg5)