Pemkot Sukabumi Audiensi ke Kemenekraf

Istimewa
SIMBOLIS: Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana secara simbolis menyerahkan bantuan beras CPP kepada keluarga penerima manfaat di Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong.
0 Komentar

Menteri Teuku Riefky pun mendorong agar Kota Sukabumi segera membentuk inkubator lokal dan koperasi kreator di tingkat kelurahan dan desa. Ia menginisiasi pembentukan Koperasi Kreator “Merah Putih” sebagai wadah penguatan jejaring usaha, legalitas, dan promosi produk kreator lokal.

Selain itu, ia menyarankan setiap kelurahan memiliki 2–3 afiliator untuk memperkuat peran UMKM secara langsung di lingkungan masing-masing. Dalam pertemuan itu, Wali Kota juga memperkenalkan beberapa program unggulan Pemkot Sukabumi, seperti Kreatif Fest 2025, yang akan menjadi ajang pencarian dan pembinaan kreator lokal untuk mendorong UMKM.

Selain itu, Podcast Kepala Daerah akan menjadi platform komunikasi baru yang melibatkan tokoh inspiratif, kreator lokal, dan pelaku usaha, sekaligus memperkuat citra Kota Sukabumi di ranah digital.

Baca Juga:Kontingen Fornas VII Kota Sukabumi Dilepas ke NTBKominfo Kota Sukabumi Harus Jadi Garda Terdepan Hadapi Ancaman Siber

Juga ada program produksi film lokal seperti Jangan Panggil Aku Ayah dan Sunda Emperor, yang melibatkan SDM lokal dan disinergikan dengan promosi UMKM serta Festival Kopi Sukabumi yang dijadwalkan berlangsung pada November 2025.

Kemudian, Menteri Ekraf menekankan pentingnya pemanfaatan algoritma digital dan pelatihan live streaming sebagai strategi promosi baru. Dia bahkan menyatakan kesediaannya hadir dalam Podcast Kreatif Pemkot Sukabumi sebagai bentuk dukungan langsung terhadap inovasi daerah.

Penutup dari pertemuan ini ditegaskan Wali Kota Sukabumi yang menyatakan bahwa Kota Sukabumi akan terus menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai prioritas utama. Dengan dukungan Kemenparekraf dan kolaborasi lintas sektor, Sukabumi menargetkan diri sebagai kota kreatif yang mampu bersaing di tingkat provinsi, nasional, hingga global.

“Kreativitas bukan hanya milik seniman, tapi milik semua warga. Ini tentang bagaimana kita membangun kota dengan ide, karya, dan kolaborasi,” pungkasnya. (ist)

Laman:

1 2
0 Komentar