Aksi Unjuk Rasa Sasar Rumdin Wali Kota, Baru Kali Pertama Terjadi, Ayep: Aspirasi Harus Dilakukan Secara Terti

Istimewa
AMNESTI: Dua orang warga binaan Lapas Warungkiara Kabupaten Sukabumi mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.
0 Komentar

JL SILIWANGI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Aktivis mahasiswa tergabung pada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Sukabumi berujuk rasa ke rumah dinas Wali Kota Sukabumi di Jalan Siliwangi, Jumat (1/8). Awalnya, aksi dilakukan di depan halaman Balai Kota.

Aksi unjuk rasa ke rumah kepala daerah terbilang cukup langka. Bahkan mungkin belum pernah ada yang melakukannya.

Menanggapi aksi itu, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menegaskan komitmennya membuka ruang komunikasi dan mendengar aspirasi dari seluruh elemen masyarakat, termasuk dari kalangan mahasiswa. Namun, Ayep mengimbau agar penyampaian aspirasi dilakukan secara tertib dan formal melalui forum dialog, bukan melalui aksi unjuk rasa.

Baca Juga:Asep Suherman Kembali Nakhodai IDI Cabang Kabupaten SukabumiPramuka di Sukabumi Harus Sigap dan Peduli Kepentingan Masyarakat

“Saya tidak menolak aspirasi, tapi saya berharap penyampaiannya dilakukan secara tertib melalui pertemuan resmi di Balai Kota. Cukup utus perwakilan, kirim surat resmi, bawa data. Itu berlaku bagi siapapun,” tegas Ayep saat ditemui wartawan di rumah dinasnya, Sabtu (2/8).

Ayep mengaku telah memahami arah tuntutan massa aksi. Namun sebagai kepala daerah, dirinya harus bekerja sesuai dengan aturan dan konstitusi yang berlaku. Dia menekankan pentingnya budaya komunikasi yang sehat dan dialog terbuka dalam menyampaikan masukan atau kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Dia juga mengakui bahwa dinamika ketidakpuasan dalam proses pembangunan adalah hal yang wajar terjadi. Namun, menurutnya, setiap keluhan dan kritik harus disampaikan melalui saluran yang tepat agar dapat ditindaklanjuti dengan baik.

“Saya hanya mengemban amanah memimpin Kota Sukabumi selama lima tahun. Kota ini milik seluruh warga yang jumlahnya 373 ribu jiwa. Maka saya terbuka berdialog dengan semua elemen,” ujarnya.

Ayep juga mengajak masyarakat, termasuk organisasi kemahasiswaan, untuk memanfaatkan berbagai saluran aspirasi resmi yang sudah disediakan pemerintah. Misalnya melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang), audiensi kelembagaan, serta kanal pengaduan publik.

“Pemerintah menyediakan ruangnya, tinggal digunakan secara bijak. Budaya dialog dan komunikasi terbuka ini yang harus kita bangun bersama,” kata Ayep.

Meski tidak menemui massa secara langsung, Wali Kota menegaskan tidak ada penolakan terhadap aspirasi yang disampaikan. Ia justru berharap ke depan seluruh pihak dapat menjalin komunikasi yang lebih produktif dan konstruktif demi kemajuan Kota Sukabumi. (mg5)

0 Komentar