CIRACAP,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo melakukan kunjungan kerja (Kungker) untuk menghadiri Festival Budaya Anak Pesisir Series III yang digelar di Saung Alam Buruan Ajar Indonesia, Kampung Cirangkong Hilir, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Minggu (3/8).
Dalam sambutannya, Giring mendukung terhadap pelestarian budaya pesisir, termasuk melalui Saung Alam Buruan Ajar Indonesia. “Saya harap Saung Alam bisa makin berkembang dan berdampak besar terhadap kemajuan kebudayaan di Sukabumi,” ujarnya.
Giring mengajak anak-anak untuk terus mencintai permainan tradisional. Ia menyebut permainan seperti ompimpa dan gambreng sebagai warisan budaya tak benda yang patut dijaga. “Kementerian Kebudayaan hadir sebagai bentuk nyata gagasan Presiden Prabowo, bahwa budaya harus jadi wajah bangsa. Apa yang dilakukan anak-anak di sini adalah bagian dari mimpi besar itu,” katanya.
Baca Juga:KDM Nganjang Nganjang Ka Warga Palabuhanratu Dihadiri Ribuan MasyarakatPeningkatan Pendapatan Dorong PLN Masuk Fortune Global 500
Dia juga menyampaikan bahwa kementerian siap mendukung pelaku budaya melalui Dana Abadi Kebudayaan. Bahkan, ia membuka peluang agar sanggar-sanggar seperti Saung Alam bisa tampil di panggung internasional.
“Nanti Kang Ridho dan tim bisa kami bimbing untuk ajukan Dana Indonesia. Kalau suatu saat diundang tampil ke Amerika atau Jepang, kita siap fasilitasi,” terangnya.
Sebagai bentuk konkret, Kementerian Kebudayaan akan membantu sarana dan prasarana untuk Saung Alam, seperti gamelan baru, wayang, kostum tari, hingga sound system. “Saya berharap festival ini tidak berhenti di Series III, tapi terus sampai ratusan seri ke depan. Ini adalah pengalaman tak terlupakan bagi saya,” tutupnya.
Sementara Wakil Bupati Sukabumi, Andreas menyampaikan pesan yang kuat mengenai pentingnya menjaga warisan leluhur, khususnya yang lahir dari kawasan pesisir. “Festival dan Gelar Budaya Anak Pesisir Series III menjadi ruang ekspresi, pelestarian, dan regenerasi budaya lokal yang tumbuh dari masyarakat dan untuk masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, wilayah pesisir menyimpan kekayaan budaya luar biasa yang sering kali tergerus arus zaman. Karena itu, keterlibatan anak-anak dalam festival ini bukan sekadar seremoni, tetapi investasi strategis untuk masa depan kebudayaan.
“Budaya adalah jati diri, akar kekuatan, dan sekaligus masa depan kita. Melibatkan anak-anak dalam proses pewarisan budaya adalah bagian dari membangun peradaban,”ungkapnya. (Mg3).