Lonjakan Harga Picu Inflasi di Kota Sukabumi, Pada Juli Tercatat 0,21 Persen

Istimewa
DOK/SUKABUMI EKSPRES MELONJAK: Naiknya harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok masyarakat memicu meningkatnya laju inflasi di Kota Sukabumi.
0 Komentar

JL SARASA,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Kota Sukabumi kembali mencatat kenaikan inflasi pada Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi mencatat inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 0,21 persen yang dipicu lonjakan harga di sejumlah komoditas pangan.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama naiknya inflasi yakni sebesar 0,08 persen. Kenaikan harga terjadi pada telur ayam ras, beras, bawang merah, sigaret putih mesin (SPM), cabai rawit, tomat, dan pisang.

Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, mengungkapkan inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Juli 2025 mencapai 3,63 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,95.

Baca Juga:Ratusan PNS Terima Penghargaan dari Presiden, Di Kota Sukabumi Ada 228 PegawaiKejaksaan Kabupaten Sukabumi Gelar Pasar Murah Dalam Rangka Harlah ke-80 Tahun

“Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 10,15 persen. Sementara itu deflasi tercatat pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar minus 0,51 persen,” ujar Erni kepada wartawan, kemarin (12/8).

Pemerintah Kota Sukabumi telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengendalikan inflasi. Upaya yang dilakukan meliputi pemanfaatan cadangan pangan daerah, peningkatan indeks pertanaman padi sawah hingga IP 400, serta gerakan menanam cabai, bawang merah, dan jagung. Urban farming juga digalakkan untuk menekan ketergantungan pasokan dari luar daerah.

Di sektor distribusi, Pemkot melakukan pemantauan peredaran minyak goreng dan beras SPHP di tingkat pengecer, serta mendorong kerja sama antar daerah dengan sentra produksi pangan. Pengawasan harga bahan pokok dilakukan secara rutin melalui aplikasi SP2KP, SIPANDA, SILINDA, dan Neraca Pangan.

“Pengawasan bersama Forkopimda dan Satgas Pangan terhadap sembako dan pupuk bersubsidi terus dilakukan. Kami juga tengah menyusun peta jalan inflasi 2025–2027 sebagai strategi jangka menengah,” tambah Erni.

Dia menegaskan, analisis kondisi ekonomi lokal sangat penting untuk memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan barang dan jasa tetap terjaga di tengah potensi gejolak harga. (mg5)

0 Komentar