Wali Kota Sukabumi Kehilangan Sosok Guru

Istimewa
MELAYAT: Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Sukabumi sekaligus Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki turut melayat ke kediaman Gubernur Akademi Bela Negara Partai NasDem, I Gusti Kompyang (IGK) Manila, yang meninggal dunia.
0 Komentar

SUKABUMI – Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki tidak kuasa menyembunyikan kesedihannya saat mendapat kabar wafatnya Gubernur Akademi Bela Negara Partai NasDem, I Gusti Kompyang (IGK) Manila. Bagi Ayep, sosok yang akrab disapa Opa Manila itu bukan sekadar tokoh senior partai, melainkan figur mentor, sahabat, sekaligus orang tua yang mendampingi perjalanan politiknya sejak awal.

“IGK Manila untuk saya adalah sosok seorang guru dan juga orangtua yang sangat baik serta bijaksana. Beliau sering sekali memberikan saya support, baik wejangan maupun nasihat dikala saya mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dulu,” tutur Ayep melalui sambungan teleponnya, Senin (18/8) malam.

Ayep masih mengingat jelas pesan yang ia terima dari almarhum saat maju sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil IV Jawa Barat (Kota/Kabupaten Sukabumi). Kala itu, Opa Manila menekankan agar ia tidak menyerah. Namun, kenyataan berbicara lain, Ayep kalah di pemilihan legislatif saat itu.

Baca Juga:Pemkab Sukabumi Sambut HUT RI ke-80 dengan Tasyakur Bini'mahPolres Sukabumi Launching Dapur Satuan pelayanan Pemenuhan Gizi

Dengan penuh kerendahan hati, ia kembali melaporkan hasil tersebut kepada Opa Manila. Bukannya memberi kritik, sang jenderal purnawirawan itu justru kembali memberi semangat. Dari situ, muncul gagasan agar Ayep menempuh jalan lain melalui kontestasi pilkada.

“Waktu itu saya bilang kepada beliau, kalau saya kalah di pileg, saya ingin maju di pilkada. Dan Opa Manila langsung mengajak saya bertemu Pak Saan Mustopa untuk meminta izin agar bisa mencalonkan diri sebagai Bupati atau Wali Kota Sukabumi. Dari situlah, perjalanan saya berlanjut hingga akhirnya menang di pilkada dan menjabat sebagai Wali Kota Sukabumi. Semua itu tentu ada jejak dukungan besar dari beliau,” kenangnya.

Kedekatan itu bukan sekadar relasi politik. Ayep mengaku kerap bertemu almarhum hingga dua kali dalam sepekan sebelum dirinya menjadi kepala daerah. Diskusi santai hingga pembahasan serius tentang politik menjadi rutinitas yang menguatkan hubungan personal keduanya.

“Bisa dibilang, orang Sukabumi yang paling dekat dengan almarhum itu saya. Dari 2022 lalu, kami bahkan sempat berkeliling ke berbagai daerah. Saya pernah membawa beliau ke Jampang untuk panen raya kedelai, juga ke Papua, NTT, Bali, Semarang, hingga Tenjo Jaya Sukabumi untuk panen raya jagung. Itu pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan,” ucap Ayep.

0 Komentar