Kasus ini sendiri sempat viral di Kota Sukabumi pada 2023. Kala itu, anak Dudy berulang kali menjadi korban kekerasan di sekolah. Ia disebutkan mengalami pemukulan hingga kepalanya dibenturkan serta dipaksa meminum kapsul pereda sakit yang diberikan guru. “Peristiwa itu terjadi berulang kali dan dilakukan oleh orang yang sama. Anak saya mengalami trauma berat,” tandas Dudy.
Kini, melalui surat terbuka yang ditujukan kepada DPRD dan instansi terkait, Dudy berharap fakta-fakta sebenarnya dapat diungkap, sehingga para pihak yang bertanggung jawab bisa diproses sesuai hukum.
“Saya akan terus berjuang demi anak saya. Ini soal keadilan dan pemulihan mental anak yang sempat hancur karena peristiwa keji itu,” pungkasnya. (mg5)