Perempuan Diduga Depresi Tinggal di Kandang Domba di Sukabumi

Istimewa
EDO SUPRIADI/SUKABUMI EKSPRES NELANGSA: Etin harus hidup di kandang domba karena diduga mengalami depresi setelah pernikahannya gagal
0 Komentar

SIMPENAN,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Etin (35), warga Kampung Babakan Astana Desa Loji Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi tinggal di bekas kandang domba. Perempuan itu diduga mengalami depresi usai cerai dengan suaminya.

Ibah, ibunda Entin, mengatakan anaknya memilih menyendiri setelah perceraian. Dia pun kemudian memilih tinggal di bangunan bekas kandang domba yang terbuat dari kayu.

“Sudah lama, hampir 4 tahun. Dia enggak mau tinggal di rumah saudaranya karena berantem terus. Pernikahannya juga gagal, jadi depresi. Punya anak satu dari pernikahannya. Tapi anaknya dibawa bekas suaminya. Oleh keluarga atau tetangga sempat dibujuk tapi enggak mau. Katanya mau tinggal di sini saja (kandang domba,” terang Ibah kepada wartawan, kemarin (26/8).

Baca Juga:RPJMD Kota Sukabumi 2025-2029 DitetapkanDugaan Kasus Kekerasan Anak di Sukabumi kembali 'Dibongkar' Ortu Kecewa karena Tak Ada Kejelasan Penanganan

Bujuk rayu keluarga dan saudara tidak menyurutkan keinginan Etin untuk kembali tinggal di rumah, termasuk tinggal bersama kakaknya. Etin tetap menolak. “Ingin tinggal di sini saja. Tapi dia ingin sama ibu,” ujarnya.

Kondisi Etin kali pertama diketahui Agus Sugianto, seorang relawan sosial Desa Loji. Agus mengungkapkan, Etin menolak banyak tawaran untuk tinggal di rumah tetangga.

“Etin sudah kurang lebih 3 tahunan tinggal di kandang domba. Sejak awal saat melihat kondisinya sudah ada yang memberi tahu kalau kondisinya depresi,” kata Agus.

Para tetangga dan keluarga sudah mencoba membujuk Etin untuk tinggal bersama mereka. Namun, ia selalu kembali ke kandang domba.

Para relawan sudah mengusulkan perbaikan rumah atas nama Ibah, ibunda Etin, agar Etin bisa memiliki tempat tinggal lebih layak. Namun, tahun ini permintaan itu belum bisa dipenuhi pemerintah.

“Dia memang sering diminta tetangga untuk tidur di rumah mereka, tapi Etin menolak. Sama ibunya juga sering diminta ikut dengan kakaknya tapi tetap menolak dan kembali lagi ke kandang domba,” jelasnya.

Untuk perbaikan rumah sudah mengajukan ke Dinas Perkim. Namun hanya 6 yang disetujui. “Itu juga atas upaya dan bantuan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Pak Hamzah,” ungkap Agus.

Baca Juga:DPRD Kota Sukabumi Sahkan Raperda Perubahan APBD 2025Apresiasi Bazak dan Tiger Boxing Academy yang Bantu Masalah Sosial

Warga bersama relawan telah bergotong royong membuatkan rumah semipermanen untuk ditinggali sementara sebelum ada perbaikan. “Tadi malam warga sudah gotong royong. Pak Bupati Asep Japar juga sudah oke untuk membantu. Jadi minimal Etin tidak tinggal di kandang domba, ada tempat yang lebih layak,” imbuh Agus.

0 Komentar