SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Pemerintah Kota Sukabumi memberikan apresiasi tinggi kepada Persatuan Islam Istri (Persistri) Kota Sukabumi atas penyelenggaraan seminar lingkungan yang dinilai bermanfaat dan relevan dengan kondisi saat ini.
Acara yang digelar di Pusat Dakwah Persis dihadiri Ketua Bidang I TP-PKK Kota Sukabumi, Kia Florita, dan Ketua PD Persistri Kota Sukabumi, Hj. Ida Farida.
Dalam sambutannya, Kia Florita menekankan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya kewajiban sosial, tetapi juga bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral sebagai khalifah di muka bumi.
Baca Juga:Disdukcapil Kota Sukabumi Berbenah Tingkatkan Layanan Adminduk, Luncurkan Program Inovatif Tri-G dan Tri-CWali Kota Sukabumi Hadiri Maulid Nabi di Pesantren An-Nidzom
“Kita tentu menyadari bahwa lingkungan hidup adalah amanah yang Allah SWT titipkan kepada manusia. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an, ‘Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya’ (QS. Al-A’raf: 56),” ujarnya, Sabtu (13/9).
Tema lingkungan yang diangkat Persistri disebut Kia Florita sangat penting mengingat berbagai persoalan lingkungan di Kota Sukabumi, mulai dari meningkatnya volume sampah rumah tangga, penggunaan plastik sekali pakai, hingga berkurangnya ruang terbuka hijau. Ia menilai, masalah ini tidak bisa dipandang remeh karena akan berdampak langsung pada kehidupan generasi mendatang.
Pemerintah Kota Sukabumi, lanjut Kia Florita, menyambut baik upaya berbagai komunitas, termasuk Restoe Boemi yang digagas Wali Kota dan Wakil Wali Kota, dalam menanggulangi masalah sampah. Komunitas ini berkolaborasi dengan PKK untuk memperkuat gerakan peduli lingkungan di tingkat keluarga.
“PKK memiliki peran strategis melalui 10 Program Pokoknya untuk menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan sejak dini,” tambahnya.
Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi pemerintah, terutama menjelang akhir Desember, di mana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) diperkirakan sudah penuh. Setiap hari, Kota Sukabumi menghasilkan sekitar 200 ton sampah. Jika tidak ada langkah efektif, hal ini berpotensi menimbulkan sanksi dan dampak lingkungan serius.
Kia Florita menyampaikan bahwa solusi cepat dan berkelanjutan perlu segera diterapkan. Gerakan biopori, penguatan bank sampah, dan dukungan komunitas pencinta lingkungan seperti Restoe Boemi menjadi langkah konkret yang harus digalakkan.
Menurutnya, seminar ini tidak boleh berhenti pada diskusi saja, tetapi harus diikuti aksi nyata seperti pemilahan sampah dari rumah, pembentukan bank sampah di tingkat RT/RW, penghijauan lingkungan, hingga pelatihan daur ulang.