Hubungan Legislatif-Eksekutif 'Memanas', Pernyataan Wali Kota Sukabumi Dinilai Cederai Lembaga

Istimewa
SOFWAN ZULFIKAR/SUKABUMI EKSPRES KONPRES: Ketua DPRD Kota Sukabumi Wawan Juanda (tengah) didampingi Wakil Ketua DPRD Rojab Asy\'ari (kanan) dan anggota Komisi I DPRD Taufik Muhammad Guntur (kiri) saat konferensi pers di Gedung DPRD Kota Sukabumi.
0 Komentar

SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Hubungan antara eksekutif dan legislatif di Kota Sukabumi tengah memanas setelah Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, melontarkan perkataan kasar kepada Ketua DPRD Kota Sukabumi, Wawan Juanda, pada sela-sela acara pelantikan pejabat eselon II di Balai Kota Sukabumi, pekan lalu. Peristiwa tersebut terjadi di ruang khusus sebelum acara dimulai.

Wawan menyebutkan, ucapan tidak pantas itu muncul secara spontan ketika Wali Kota menyampaikan pandangannya terkait pembentukan panitia kerja (Panja) DPRD untuk membahas program wakaf dan Tim Komunikasi Percepatan Pembangunan (TKPP) Kota Sukabumi.

“Kami DPRD Kota Sukabumi menyesalkan ucapan Bapak Wali Kota Sukabumi terhadap lembaga DPRD, yang terjadi pada hari Rabu lalu. Saat itu beliau menyampaikan kata-kata yang tidak pantas bagi seorang pejabat daerah,” tegas Wawan Juanda saat konferensi pers didampingi Wakil Ketua DPRD Rojab Asy’ari dan anggota Komisi I DPRD, Taufik Muhammad Guntur di Gedung DPRD Kota Sukabumi, kemarin (14/10).

Baca Juga:Kota Sukabumi Punya Layanan Terpadu Vaksinasi InternasionalDana P2RW di Kota Sukabumi Harus Bisa Entaskan Masalah Sampah

Menurut Wawan, perbedaan pandangan antara eksekutif dan legislatif merupakan hal wajar dalam dinamika pemerintahan. Namun, ia menilai perbedaan itu seharusnya disampaikan dengan cara santun, saling menghormati, dan menjunjung tinggi etika serta tata krama bernegara.

“Demi terciptanya suasana yang kondusif, kami berharap Wali Kota Sukabumi segera menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf secara terbuka. Itu bentuk tanggung jawab moral dan keteladanan seorang pemimpin daerah,” ujar Wawan.

DPRD adalah mitra sejajar pemerintah daerah, bukan bawahan dan bukan lawan politik. Karena itu, komunikasi antarlembaga harus tetap berada dalam koridor etika dan kehormatan, saling menghargai peran masing-masing. “Kami berkomitmen tetap profesional, mengutamakan kepentingan rakyat, dan menjaga marwah lembaga DPRD Kota Sukabumi,” tegasnya.

Menanggapi pernyataan DPRD, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, mengakui adanya insiden tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk spontanitas. Ia juga mengaku telah meminta maaf, baik secara lisan maupun tulisan, kepada DPRD Kota Sukabumi. “Saya menyatakan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Kota Sukabumi kalau kejadian ini dianggap meresahkan. Sekali lagi, saya meminta maaf kepada semua,” ujar Ayep saat ditemui di Balai Kota Sukabumi.

0 Komentar