Adrian menjelaskan, pengembangan bibit durian tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Nantinya, kawasan agroeduwisata akan difungsikan sebagai pusat pelatihan dan pembelajaran pertanian modern, khususnya bagi petani muda.
Menurutnya, durian menjadi pilihan strategis karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang stabil. Selain itu, bibit unggul yang dihasilkan dari Sukabumi diharapkan bisa didistribusikan ke wilayah lain di Jawa Barat dan sekitarnya.
Langkah Pemkot Sukabumi ini menjadi bukti bahwa pengembangan sektor pertanian tidak selalu bergantung pada luas lahan, tetapi juga pada inovasi dan efisiensi. Dengan dukungan teknologi dan kemitraan lintas sektor, Sukabumi berambisi menciptakan ekosistem pertanian urban yang berkelanjutan dan produktif. “Kita ingin menunjukkan bahwa meski lahan terbatas, Kota Sukabumi tetap bisa mandiri dalam pangan dan menjadi pusat penghasil bibit unggul,” tegas Ayep. (mg5)