Bobby menjelaskan, pencapaian ini merupakan hasil kerja bersama lintas sektor, termasuk pemicuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dukungan kebijakan melalui Perda Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Limbah Domestik. Ia juga menyoroti strategi keberlanjutan dengan memanfaatkan program Gema Sajadah (Gerakan Mengubah Sampah Menjadi Berkah) yang mengajak masyarakat menukar sampah menjadi tabungan untuk pembangunan sarana sanitasi.
“Melalui gerakan ini, kami sudah berhasil membantu pembangunan septictank di sejumlah rumah warga sebagai bentuk nyata partisipasi masyarakat,” jelasnya.
Dalam sesi tanya jawab, Wakil Wali Kota Sukabumi menanggapi pertanyaan terkait tiga kelurahan terakhir yang baru melakukan deklarasi ODF pada tahun 2025. Ia menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga proses survei dan verifikasi memerlukan waktu lebih panjang.
Baca Juga:Serapan Belanja Terbaik Ketiga, Tata Kelola Keuangan Pemkot Sukabumi Diapresiasi KemendagriTingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN Sukabumi Adakan Lomba Ketangkasan Yantek
“Tiga kelurahan terakhir memang wilayah padat penduduk, sehingga perlu waktu tambahan untuk memastikan semua fasilitas dan perilaku masyarakat sesuai standar ODF. Namun alhamdulillah, kini seluruh kelurahan sudah mencapai 100 persen,” terangnya.
Bobby juga menambahkan bahwa ke depan, Pemerintah Kota Sukabumi akan fokus pada program Kali Bersih yang menyasar edukasi masyarakat dari hulu hingga hilir sungai agar tidak lagi membuang limbah ke aliran air.
Program ini, katanya, merupakan bagian dari upaya menjaga sanitasi aman dan berkelanjutan di Kota Sukabumi. “Kami akan terus bersinergi dengan seluruh pihak agar Sukabumi benar-benar menjadi kota yang sehat, bersih, dan bermartabat,” pungkasnya. (ist)