Sukabumi – Setiap pagi, sebelum jam sekolah dimulai, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Sukabumi di Jalan Jenderal Sudirman No. 12, Palabuhanratu, sudah berdenyut. Asap tipis mengepul dari wajan besar, aroma masakan bercampur sayur rebus dan ayam panggang tercium dari ruang pengolahan. Di balik hiruk-pikuk itu, para petugas mengenakan celemek dan sarung tangan lengkap, sibuk menyiapkan ratusan porsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak-anak sekolah di Sukabumi.
Program ini bukan dapur umum biasa. Di tangan tim SPPG, makanan bukan sekadar urusan kenyang, tapi bagian dari tanggung jawab moral dan ilmiah. Setiap menu disusun berdasarkan Analisis Kebutuhan Gizi (AKG) dihitung rinci kadar energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan seratnya agar sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
Kepala SPPG Polres Sukabumi, Muhammad Aden, menyebut dapur ini sebagai laboratorium gizi berjalan.“Kami menetapkan menu berdasarkan gizi sesuai AKG, mempertimbangkan kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral, dan serat bagi penerima manfaat,” tutur Aden.
Baca Juga:Polres Sukabumi Kota Mudahkan Pembuatan SKCKPeringati BBKT, Walkot Sukabumi Sebut Karang Taruna Mitra Pemerintah
Transparansi jadi wajah utama program ini. Melalui akun Instagram @sppgpolressukabumi, setiap hari mereka mengunggah menu MBG lengkap dengan nilai gizinya. Misalnya, pada Senin (3/11/2025), menu yang tersaji adalah nasi putih, chicken wings barbeque, tahu kecap, cah kacang panjang campur telur, dan buah melon. Di bawah foto makanan, tertulis angka detail: energi 604–730 kilokalori, protein 32,5–39,3 gram, lemak 30–36 gram, karbohidrat 50–60 gram.
“Jangan lupa, makan sehat sama dengan investasi untuk masa depan,” begitu kalimat penutup dalam unggahan mereka.
Desain unggahan terlihat rapi dan edukatif, jauh dari kesan birokratis. Di bagian bawah, selalu tertera daftar sekolah penerima manfaat, seperti Yayasan Al-Fardiyatusa’adah, SMP IT Aulia, SDN Cipatuguran, SMK Pertanian, hingga sejumlah PAUD dan pesantren di Palabuhanratu. Publik bisa ikut memantau, bahkan memberikan masukan lewat form survei kepuasan penerima manfaat yang tersedia melalui tautan dan kode QR.
Aden mengatakan keterbukaan itu adalah bagian dari komitmen akuntabilitas.
“Kami terbuka. Semua menu dan nilai gizinya kami tampilkan agar publik bisa melihat standar yang kami terapkan,” ujarnya.
