Keunggulan sorgum yang memiliki masa panen singkat, sekitar 90-100 hari, menjadi daya tarik tersendiri bagi petani lokal untuk beralih atau memanfaatkan lahan tidur mereka. Perputaran uang yang cepat dinilai akan menarik minat masyarakat.
“Ya jadi dia karena cepat sehingga juga modal yang digunakan untuk memproses juga enggak terlalu besar, katakanlah petani berinvestasi dalam waktu 3 bulan sudah bisa menghasilkan uang, jadi ini kan akan membuat lebih banyak pihak yang akan tertarik untuk ikut serta di situ sehingga nanti efek efek gandanya akan semakin besar dan akan semakin banyak orang melibatkan, jadi saya rasa ini cara ini sangat menarik dan sangat bagus,” tambah Bernadus.
Selain itu, sorgum dikenal tangguh dan tidak manja soal lahan. “Karena kan sorgum ini kan tidak memerlukan lahan yang khusus hanya untuk pangan artinya dia bisa memanfaatkan lahan yang kritis, jadi Justru malah akan memperbesar daerah yang bisa di menghasilkan oksigen karena dia juga pada waktu proses penanaman dia memasok oksigen dan kemudian nanti juga dia bisa menghasilkan pakan dan juga menghasilkan energi,” jelasnya.
Baca Juga:Minta Tutup Mulut, Diduga Rekaman Guru Cabul di Surade Beredar di WhatsAppWujudkan Sukabumi Mubarakah, Pemkab Gelar Sinergitas Kewilayahan
Sementara itu, Pemkan Sukabumi menyambut antusias program ini. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi, dr. Gatot melihat peluang besar pemanfaatan lahan-lahan kosong di wilayah Sukabumi Selatan.
“Jelas kita punya sumber daya alam yang harus dimanfaatkan ada istilah gurilaps gunung rimba laut sungai dan pantai (Gurilaps) ya memang kita lihat banyak area Utara ini lahan kosong yang belum termanfaatkan, jadi program pilot projector Sorgum dari PLN Indonesia Power ini kami sambut dengan sukacita,” ungkap Gatot.
Ia berharap program ini bisa diduplikasi di wilayah lain. “Saya berharap banyak lahan tidur yang bisa bermanfaatkan untuk menggerakkan ekonomi circular dan kita menuju Zero emission selain itu juga Harapan Kita ketahanan pangan, ketahanan pakan, dan ketahanan energi sama-sama bisa kita wujudkan untuk masyarakat Kabupaten Sukabumi,” tambahnya.
Gatot juga menekankan manfaat ganda tanaman ini. Batangnya untuk listrik, sementara bijinya untuk pangan warga.
