SUKABUMI — Program Makan Bergizi Nasional (MBG) yang seharusnya menjadi jaminan pemenuhan gizi siswa di SMA 1 Kota Sukabumi justru memicu polemik. Sejumlah wali murid mempertanyakan transparansi dan kejelasan penyaluran MBG setelah diduga terjadi ketidaksesuaian antara jadwal distribusi dan jumlah porsi yang diterima siswa.
Polemik bermula dari kebijakan penyaluran MBG secara rapel untuk 4 hari, yakni Senin-Kamis, yang rencananya diserahkan pada hari Jumat. Namun, seorang wali murid mengaku anaknya hanya menerima jatah untuk satu hari, bukan tiga hari seperti yang seharusnya.
“MBG itu untuk kebutuhan gizi anak selama beberapa hari. Tapi anak kami cuma dapat untuk hari Jumat saja, padahal seharusnya tiga hari. Di mana jatah sisanya?” ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya, kemarin (25/11).
Baca Juga:Jembatan Terputus, Aktivitas Warga Hegarmanah Lumpuh Berbulan-bulanOjol di Sukabumi Jadi Korban Begal di Jalan Pangleseran Cikembar
Keterangan ini langsung bertolak belakang dengan pihak distribusi yang menegaskan bahwa mereka telah menjalankan tugas sesuai aturan. Menurut pihak dapur distributor, pengiriman MBG telah dilakukan selama tiga hari penuh dan diterima oleh seseorang yang disebut bernama “Bu Jak” di SMA 1. “Kami tidak pernah libur, semua tercatat. Pengiriman sudah sesuai aturan dan ada bukti penyerahan,” tegas pihak distributor.
Pihak SMA 1 Kota Sukabumi tidak memberikan pernyataan resmi apa pun terkait dugaan selisih distribusi MBG ini. Upaya redaksi menghubungi pihak penerima yang disebut sebagai “Bu Jak” juga tidak mendapat respons.
Sikap pasif pihak sekolah membuat isu ini semakin mengemuka. Program MBG yang seharusnya mendukung kesehatan siswa malah menimbulkan tanda tanya besar terkait pengawasan, pencatatan distribusi, hingga akuntabilitas pihak terkait. Minimnya klarifikasi dari sekolah jelas merugikan publik, terutama para orang tua yang menuntut jaminan bahwa porsi MBG untuk anak mereka disalurkan secara utuh.
Ketua Satgas MBG Kota Sukabumi, Andri Setiawan, mengakau telah mendapat laporan perihal ketidaksesuaian penyaluran tersebut. Menurutnya, memang sempat terjadi kekosongan distribusi beberapa hari sebelumnya, namun ia memastikan bahwa jatah yang hilang tersebut sudah diganti dalam bentuk dua komponen hidangan. “Ya, kemarin sempat ada libur penyaluran MBG. Tapi diganti pada hari berikutnya dengan dua komponen penyajian. Satu hidangan basah seperti biasanya, satu lagi hidangan kering,” jelas Andri.
