Safari menyebut AN memiliki riwayat sakit paru-paru yang membuat keluarganya sering memintanya pulang untuk menjalani terapi enam bulan. Komunikasi terakhir terjadi pada 30 November, ketika AN mengeluh sakit, namun ia tak pulang meski diminta.
“Kami sudah suruh pulang karena dia harus rutin berobat. Tapi setelah komunikasi tanggal 30 itu dia tidak merespons lagi,” ujarnya.
Keluarga Tak Curiga Hal Lain
Safari menegaskan pihak keluarga tak memiliki kecurigaan terhadap penyebab kematian Agnes. Ia meyakini keponakannya wafat akibat kondisi kesehatannya yang terus memburuk.
Baca Juga:Masa Jabatan BPSK Kabupaten Sukabumi Segera Berakhir
“Kami tidak curiga karena kakinya sudah bengkak. Dia memang lagi sakit. RT juga menyampaikan hal yang sama,” katanya.
Keluarga memperkirakan AN meninggal sekitar empat hari sebelum ditemukan, berdasarkan catatan komunikasi terakhir dan keterangan penjaga kos yang sempat berinteraksi dengannya pada 1 Desember, lalu
Dimakamkan Segera Karena Kondisi Jenazah
Pihak rumah sakit sempat meminta keluarga memproses pemakaman dengan segera karena kondisi jenazah yang sudah mengkhawatirkan. AN kemudian disalatkan secara syariat dan dikebumikan di TPU Batusapi.
Safari berharap hasil medis dapat memberikan kepastian penuh mengenai penyebab kematian AN
“Kami sudah melihat kondisi almarhum. Kami terima, dan kami hanya menunggu hasil resmi dari dokter,” tutupnya.
