BANTARGADUNG – Dasep Saepul Alam (34) Warga Desa Bantargebang Kecamatan Bantargadung Kabupaten Sukabumi berhasil membudidayakan Magot memanfaatkan sampah organik disekitar lingkungannya. Pasalnya saat ini, kebutuhan magot sebagai pakan tambahan bagi ikan serta ayam sangat tinggi. berbanding lurus dengan perkembangan usaha peternakan khususnya ikan lele. “Saat ini saya usaha kami masih skala kecil. Peluang kedepan cukup besar, bahkan suka ada peternak yang membutuhkan pasokan 2 kwintal magot dalam satu hari,” ungkapnya kepada Sukabumi Ekspres, kemarin (31/10).
Ia mengaku, hasil budidaya ini digunakan sendiri kemudian sisanya baru dijual kepada peternak lain. Namun masih di wilayah Kabupaten Sukabumi seperti Cikidang, Cibadak serta Sukabumi. Potensi usaha budidaya magot sangat menjanjikan, selain karena kebutuhan pasarnya sangat tinggi cara beternaknya pun terbilang mudah dan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Meskipun, pakan magot menggunakan sampah organik yang terkadang berbau busuk. Tapi setelah dikonsumsi magot baunya menghilang dalam waktu 1 sampai 2 jam. Bahkan berubah menjadi bau Permentasi. “Magot merupakan mesin pengurai sampah organik secara alami, jadi sebusuk apapun sampah ketika sudah menjadi pakan magot baunya akan menghilang, jadi tak akan mengganggu budidayanya walaupun dekat dengan pemukiman,” terangnya.
Pada Awalnya, budidaya magot mulai dikembangkan pada tahun 2019. Guna mencari solusi pakan alternatif untuk usaha peternakan ikan lele yang digelutinya, akibat harga pakan yang terus naik sementara harga jual ikan relatif stabil. “dari sekian pakan alternatif magot lah yang dipilih untuk dikembangkan, karena lebih efektif dan efisien dan tidak mengandung bakteri ekolik bagi ikan lele,” tandasnya.
Baca Juga:Polres Simulasi Anti TerorRuko Milik Anggota TNI Terbakar
Selain itu, kotoran magot dapat dijadikan pupuk organik yang baik untuk Pertanian. Karena mengandung berbagai macam kandungan seperti kalium dan lain sebagainya. (mg1)