CITAMIANG – Curah hujan tinggi disertai angin di Kota Sukabumi, kemarin (4/11) petang, mengakibatkan bencana di 17 lokasi. Bencana didominasi banjir dan tanah longsor.
“Hujan mulai terpantau sejak pukul 14.00 WIB,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Imran Wardani, kemarin.
Banjir karena saluran air tak mampu menampung debit air yang tinggi. Ditambah terjadinya penyumbatan di beberapa lokasi.
Baca Juga:Diduga Tilep Dana, Mantan Kepala SMKN 4 Ditahan Kejari Kota SukabumiAplikasi Cek Bansos Bisa Mengadu dan Ajukan Bantuan
Dari 17 lokasi, sebanyak 10 di antaranya terjadi banjir. Dampaknya, terdapat sekitar 70 rumah yang terendam. Banjir paling parah terjadi di Gang Amris RT 02/01, Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros. Terdapat 40 kepala keluarga yang terdampak. Ketinggian air rata-rata 50 sentimeter,” jelasnya.
Selain banjir, lanjut Imran, longsor terjadi di lima kelurahan. Namun yang terparah di sekitar Sungai Cijambe atau di Jalan Cemerlang di Kampung Bobojong, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong. “Selain banjir dan longsor, terjadi juga bencana rumah dan atap ambruk di beberapa lokasi,” ucapnya.
BPBD Kota Sukabumi menerjunkan 50 orang personel dibantu anggota Tagana dan sejumlah kelompok relawan.
Menghadapi ancaman bencana hidrometrologi yang semakin meningkat hingga akhir tahun mendatang, BPBD menyiapkan langkah antisipatif dan mitigatif. Termasuk menyiagakan petugas selama 24 jam yang selalu bergerak cepat saat mendapat laporan bencana.
“Kami gencar melakukan sosialisasi sistem penanggulangan bencana alam kepada komunitas maupun relawan sampai tingkat kelurahan,” jelas Imran.
Kegiatannya sudah dilaksanakan di Kelurahan Cikundul, Cipanengah, Lembursitu, Jayaraksa, Sudajaya Hilir, serta Warudoyong. Terdapat hampir 1.500 orang yang telah dibekali berbagai materi menghadapi bencana serta memutakhirkan data warga yang tinggal di kawasan rawan bencana. “Kita optimalkan berbagai peralatan kebencanaan,” jelasnya.
Imran mengimbau masyarakat tetap waspada dengan potensi cuaca ekstrem beberapa waktu ke depan. Kondisinya seperti hujan sporadis, lebat, dan durasi singkat dengan disertasi petir dan angin kencang. Bahkan tak jarang terjadi hujan es. “Jadi, bencana hidrometeorologi itu berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung,” jelasnya.
Baca Juga:Disdukcapil Maksimalkan Layanan Online untuk Minimalisir PungliWaliKota Sukabumi Langsung Pantau Pembangunan Rutilahu di Kelurahan Jayaraksa
Sampai Oktober 2021, di Kota Sukabumi terjadi 149 kejadian bencana. Terjadi kenaikan sebanyak 19 kejadian bencana kurun sebulan terakhir. Nilai kerugian akibat berbagai bencana pada periode Januari-Oktober sebesar Rp5.758.562.500. Terdapat 67 unit bangunan yang rusak serta 119 jiwa terdampak. Terdapat juga 2 orang warga meninggal dunia dan 5 jiwa mengungsi. (job3/mg2)