SUKABUMI – Harga minyak curah dan kemasan di sejumlah pasar Kota Sukabumi masih belum menunjukan penurunan sejak kenaikan di bulan Oktober lalu.
Hingga saat ini harganya masih berada di kisaran Rp18 ribu per kilogram/Rp16.250 perliter. Sedangkan untuk minyak goreng dalam kemasan bertahan di Rp18.500.
“Harga minyak curah dan kemasan masih tinggi,” ujar Kepala Seksi Pengawasan pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi. M. Rifki, saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan whatsapp, belum lama ini.
Baca Juga:Empat Pelajar di Sukabumi Diamankan Karena Aksi Vandalisme Buat Gambar KelaminAnjurkan Pemkab Terapkan Satu Hari Budaya Bahasa Sunda
Kenaikan harga minyak goreng ini bukan hanya terjadi di daerah saja, melainkan sudah tingkat nasional. Penyebabnya, menurut Rifki karena adanya kenaikan harga kelapa sawit secara global.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, faktor penyebab naiknya komoditas minyak dikarenakan harga kelapa sawit mengalami kenaikan harga secara global,”terang dia.
Ia berharap harga minyak curah bisa kembali normal dan terkendali, yakni di kisaran Rp16.500 per kilo atau Rp14.500 per liter, dan minyak dalam kemasan diangka Rp15.500.
“Kita berharap, harganya kembali normal. Sebab, berdampak juga terhadap pedagang, termasuk masyarakat umum,”tandasnya.
Aden firmansyah, salah seorang pedagang sembako di Pasar Tipar Gede, mengungkapkan, naiknya harga minyak curah sudah berlangsung satu bulan dan berdampak kepada omset penjualan yang mengalami penurunan 30 sampai 40 persen. (job3)