CIEMAS – Intensitas hujan tinggi yang mengguyur hampir di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/11) malam mengakibatkan sejumlah daerah terendam banjir. Banjir akibat sungai meluap lantaran tak mampu menampung debit air yang meningkat lantaran hujan turun sejak Sabtu sore hingga malam.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Ciemas, Idrus Stansyah, mengatakan, luapan Sungai Ciletuh merendam pemukiman milik warga di lima kampung berbeda. Seluruh area tersebut berada di wilayah Desa Mandrajaya Kecamatan Ciemas.
“Puluhan rumah di Kampung Nyalindung, Kampung Bantarpanjang, Citamiang, Ciawet, dan Kampung Mekarsari terendam banjir. Kejadiannya sekitar pukul 23.09 WIB,” ungkap Idrus kepada wartawan, kemarin (28/11).
Baca Juga:Pertamina Jamin Ketersediaan BBM Jelang NataruSatgas Pungli Jabar Nilai Inovasi UPP Sukabumi
Munanggar (40), warga Desa Ciwaru, menambahkan kejadian serupa menerjang Kampung Cirangkong dan Kampung Pangrerekan, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas. Pemukiman dan persawahan milik Warga terendam banjir hingga setinggi pinggang orang dewasa.
Air mulai memasuki rumah warga, kemarin (28/11) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB. Banjir berasal dari luapan sungai ditambah naiknya air laut alias rob. “Saat ini warga yang rumahnya terendam banjir sudah mengungsi ke lokasi yang aman,” katanya.
Di tempat berbeda, luapan Sungai Cipalabuan mengakibatkan Dermaga Pelabuhan perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) terendam. Ketinggian air di lokasi tersebut diperkirakan mencapai 20-30 sentimeter.
“Selain memang banjir, di dermaga ini sering terjadi di saat musim hujan. Kondisi ini dipengaruhi faktor terjadinya pedangkalan Sungai Cipalabuan yang belum dilakukan pengerukan,” tegas Ayi Suherman, warga Palabuhanratu.
Di tempat terpisah, tanah longsor terjadi di Kampung Ciledeg RT 02/05 Desa Mekarjaya, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/11). Material tanah longsor dan bebatuan menimpa satu unit rumah milik warga.
P2BK Jampangkulon, Muhammad Iqbal, menjelaskan rumah yang rusak milik Ajid (55). Sebelum kejadian sekitar pukul 20.00 WIB, terlebih dulu terdengar suara bergemuruh dari belakang rumah. Tak lama, dinding tembok belakang jebol tergerus material tanah longsor dan bebatuan dari sebuah tebing.
“Tanah longsor dipicu curah hujan tinggi pada Sabtu sejak pukul 17.00 WIB. Kontur tebing kemungkinan labil. Di bawahnya terdapat permukiman warga,” kata Iqbal, kemarin.
Tidak ada korban jiwa. Namun nilai kerugian ditaksir mencapai Rp100 juta. Kondisi rumah yang cukup rusak berat sudah tak bisa ditempati. Sementara ini penghuninya mengungsi ke rumah saudaranya.