GEGERBITUNG – Cuaca ekstrem mengakibatkan terjadinya bencana pergerakan tanah di Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi. Lokasinya terdeteksi berada di di Kampung Suradita RT 18/08 dan Kampung Balekambang RT 15/06 Desa Ciengang.
Informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Gegerbitung, pergerakan tanah terjadi Jumat (17/12) sekitar pukul 16.30 WIB. Sebelum terjadi pergerakan tanah, wilayah itu diguyur hujan leba dengan jangka waktu cukup lama.
“Hujan terjadi sejak pukul 14.00 WIB. Karena intensitasnya tinggi dan berlangsung cukup lama, sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan tanah di beberapa titik,” kata P2BK Gegerbitung, Ofiek, kemarin (19/2).
Baca Juga:Wakil Walkot jadi Narsum Seminar Geliat UMKMPohon Tumbang Timpa Atap Bangunan Sekolah
Lebar rekahan tanah mencapai 10 sentimeter-40 sentimeter. Kedalamannya mencapai 1 meter-3 meter. Tidak ada korban jiwa maupun luka akibat pergerakan tanah itu. “Kerugian materi masih dalam perhitungan,” sebutnya.
Kondisi terakhir untuk sementara retakan yang ada di jalan ditutup dengan karung dan diurug menggunakan tanah.
Ofiek mengaku sudah melakukan koordinasi dengan berbagai unsur mengenai bencana pergerakan tanah tersebut.
“Peristiwa ini juga sudah kami sampaikan dan berkoordinasi dengan perangkat desa, pihak kecamatan, Satpol PP, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa setempat. Kami juga telah melakukan assesment kaji cepat di lokasi serta mengimbau masyarakat agar tetap waspada,” pungkasnya.
Sementara itu di Kota Sukabumi, selama periode Januari sampai 15 Desember 2021 terjadi sebanyak 209 kali bencana. Bencana didominasi cuaca ekstrem yang tercatat pada Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) BPBD Kota Sukabumi sebanyak 74 kali.
“Dari berbagai bencana, nilai taksiran kerugian mencapai Rp9.073.135.350, kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, kemarin (19/12).
Rincian bencana di Kota Sukabumi terdiri dari banjir sebanyak 40 kali dengan taksiran kerugian mencapai Rp2.113.550.000, cuaca ekstrem sebanyak 74 kali dengan taksiran kerugian mencapai Rp1.361.700.000, kebakaran sebanyak 27 kali dengan taksiran kerugian mencapai Rp3.747.500.000, tanah longsor sebanyak 64 kali dengan taksiran kerugian mencapai Rp1.780.385.350, dan puting beliung sebanyak 2 kali dengan taksiran kerugian mencapai Rp70 juta. Sedangkan gempa bumi terjadi 2 kali dengan sebaran di 7 kecamatan. “Kejadian bencana paling banyak pada November sebanyak 58 kali dengan nilai kerugian Rp3.206.572.850,” ucapnya.