SUKABUMI – Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi menerima sertifikat Maturasi Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) level 3 dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pneyerahannya dilakukan di kantor BPKP di Kota Bandung, kemarin (29/3).
Maturasi SPIP level 3 merupakan tingkat kematangan implementasi SPIP dengan status terdefinisi. Artinya, Pemkot Sukabumi telah melaksanakan praktik pengendalian internal dan telah terdokumentasi dengan baik. Dalam momen itu hadir Kepala BPKP Provinsi Jawa Barat, Mulyana, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, serta Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada.
“Alhamdulilah, dengan dukungan BPKP akhirnya Pemkot Sukabumi mampu menghasilkan predikat SPIP level 3. Ini sebagai kado ulang tahun terindah bagi Kota Sukabumi pada 1 April nanti,” ujar Fahmi.
Baca Juga:Harus Segera Relokasi! PVMBG Lakukan Kajian di Lokasi Pergerakan TanahPolda Cek Kesehatan Personel Polres Sukot
Pemkot Sukabumi sebelumnya berupaya melaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik agar meningkat dari maturitas rintisan ke level 3 terdefinisi dan akhirnya kini terpenuhi. Fahmi mengatakan, keseriusan diperlukan karena menyadari benar bahwa penyelenggaraan pemerintahan sekarang jauh berbeda dari puluhan tahun tahun sebelumnya. Bahkan sekarang dikenal dengan dinamic government misalnya transformasi aparatur dimulai dari perubahan perangkat kerja masing-masing.
Selanjutnya, kata Fahmi, pada 31 Desember 2021 dilakukan pelantikan jabatan fungsional dalam kerangka konteksnya pelayanan publik. Sebab, kini dibutuhkan aparatur yang cepat tanggap dan sigap serta hadir di tengah masyarakat memberikan kemanfaatan.
Dalam konteks inilah dikenalkan ada SPIP dan lain sebagainya untuk mendorong organisasi pemerintahan yang profesional. Khususnya harus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang ada dan harus bertransformasi ke arah lebih baik.
Pada intinya, tutur Fahmi, aparatur harus adaptif dengan perubahan yang ada. Terlebih di usia ke-108 Kota Sukabumi semangatnya adalah menjadi aparatur adaptif dengan perubahan dan jangan lagi menggunakan metode yang sudah lalu.
Terakhir, lanjut Fahmi, kebersamaan yang membuat kuat dan persatuan yang membuat hebat sehingga harus saling menguatkan dan mengingatkan. “Itulah yang sering saya titipkan. Jadilah aparatur yang saling menguatkan dan mengingatkan sehingga pengendalian bisa dilakukan bersama-sama dengan baik,” pungkasnya. (rls)